Jumat, 07 Juni 2013

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL :  ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK SEPATU CROCS
 OLEH : TULUS YULIANTI - 3EA01


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan fashion senantiasa berkembang, begitu juga dengan trend sepatu sekarang ini. Mengikuti trend terbaru bagi kaum wanita merupakan sebuah keharusan. Berbagai sepatu dan sandal dengan trend unik dan cantik banyak bermunculan seperti sepatu model gaya princes memang sekarang menjadi trend 2012, yang biasanya banyak digunakan oleh kalangan wanita untuk pergi ke acara pesta. Namun untuk sepatu harian atau acara santai biasanya banyak digunakan cenderung ke model casual dimana bagian ujung seperti tampak tumpul dan berhak rendah.
Konsumen cenderung sangat memperhatikan penampilannya khususnya soal sepatu. Kebanyakan dari mereka menggunakan sepatu yang tidak terlalu ribet, dengan bentuk simple dan nyaman dipakai  Sepatu Flat merupakan salah satu trend sepatu masa kini. Banyak sekali terobosan baru membuat sepatu flat sangat diminati banyak kalangan terutama para mahasiswa. Sepatu flat sebagai salah satu tren sepatu di dunia memberikan kesan stylis pada siapa saja yang memakainya. Dilihat dari faktor kenyamanan si pemakai, sepatu flat  memberikan tingkat kenyamanan yang tinggi. Saat kita mengenakan sepatu flat kaki kita tidak mudah merasa capek dan justru sepatu ini memberi kesan ringan.
Keputusan pembelian terhadap sepatu ini dipengaruhi oleh tersedianya berbagai macam pilihan sepatu (model) dan kualitasnya yang beragam. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dalam memperebutkan konsumen mengharuskan perusahaan untuk berusaha keras dalam menarik konsumen. Setiap perusahaan selalu dituntut untuk merancang strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Melalui strategi pemasaran yang tepat, hal ini akan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen yang pada akhirnya nanti akan menjadikan perusahaan tersebut berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Beragamnya model sepatu saat ini telah membuat konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan untuk membeli. Apalagi jenis model yang cocok untuk dipakai disaat menjalani rutinitas misalnya pada waktu menuntut ilmu dikampus. Sepatu “Crocs” adalah salah satu merek yang saat ini sedang trend dikalangan anak muda. Tidak jarang merek sepatu ini digunakan saat perkuliahan berlangsung .
Sepatu Crocs adalah jenis sepatu buatan perusahaan Amerika Serikat, Crocs, yang terbuat dari bahan karet khusus bernama Propietary Closed-Cell Resin (PCCR). Di Indonesia sendiri jenis alas kaki yang satu ini baru mulai populer sekitar tahun 2006 yang lalu dan semakin dikenal oleh masyarakat. Model yang ditawarkan pun beragam mulai dari untuk wanita, pria, sampai dengan anak-anak. Selain karena modelnya yang beraneka ragam, bahan PCCR yang dimilikinya juga nyaman dan tidak mudah kotor sehingga memudahkan bagi para penggunanya untuk dibersihkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diperoleh gambaran bahwa dibutuhkan suatu analisis yang tepat untuk dapat dijadikan dasar dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk sepatu crocs. Maka penulis tertarik untuk mengambil masalah perilaku konsumen dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada “ Sepatu CROCS”, dengan judul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK SEPATU CROCS PADA MAHASISWI DI WILAYAH MARGONDA DEPOK”

 Rumusan Masalah
1.      Apakah factor harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepatu crocs?
2.      Apakah factor kualitas mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepatu crocs?
3.      Apakah factor citra merek mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepatu crocs?
Tujuan Masalah

1.        Untuk mengetahui pengaruh harga produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.
2.        Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.
3.        Untuk mengetahui pengaruh citra merek produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.

LANDASAN TEORI
Keputusan pembelian
Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. (Kanuk Schiffman, 2004) 
Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan pembelian melibatkan hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa pesarta yang memerankan peran, pencetus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Di sini tugas pemasar adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk menarik dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya pembeli.


Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Pengambilan Keputusan Konsumen  adalah pemilihan secara selektif dan bijaksana saat berbelanja, dimana kita sebagai konsumen harus mengangamati, membandingkan dan mengatahui apa yang jadi prioritas kebutuhan. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan uang secara optimal dan untuk mengefektifkan pemilihan suatu kebutuhan.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.
Menurut Kotler (2004), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian yaitu :
1.      Pengenalan masalah, adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar, bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini.
2.       Pencarian informasi, ialah dimana seorang konsumen mungkin terdorong kebutuhannya, atau juga mencari informasi lebih lanjut.
Pencarian informasi ada dua jenis menurut tingkatannya :
a.       Perhatian yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja.
b.      Pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.
Sementara informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:
a.       Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b.      Sumber komersial : iklan, wiraniaga, kemasan, pajangan di toko.
c.       Sumber publik : media massa, organisasi penentu, peringkat konsumen.
d.      Sumber pengalaman : panganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
3.      Evaluasi alternative, adalah konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir.
4.      Keputusan pembelian, adalah pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang memengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga.
5.      Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
a.       Kepuasan sesudah pembelian: konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka akan tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan mereka maka mereka akan merasa puas.
b.      Tindakan sesudah pembelian : penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut.

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi yang bergerak baik dalam bidang sosial maupun komersial. Ada dua kemungkinan sifat tujuan dari pengambilan keputusan. Pertama adalah tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal dalam arti bahwa sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat bersifat ganda dalam arti bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih Dalam setiap pengambilan keputusan para pengambil keputusan akan selalu berhadapan dengan lingkungan, dimana salah satu karakteristiknya yang paling menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan adalah ketidakpastian (Uncertainty), ini adalah salah satu sifat dimana tidak akan dapat diketahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa yang datang. Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

Harga
Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Teguh Budiarto, 1993)
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Husain Umar, 2000).
Hasil pembuktian Endang Wijayanti (2006) membuktikan bahwa harga suatu produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian dan harga merupakan faktor yang selalu dipertimbangkan oleh konsumen dalam setiap keputusan pembelian.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Harga produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian



Kualitas Produk

Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang bebas memililh tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran (M Rhendria Dinawan, 2010).
Kualitas diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu dan kualitas produk tersebut. Peningkatan kualitas produk dirasakan sangat perlu dengan demikian produk perusahaan semakin lama semakin tinggi kualitasnya. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan.
Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk di dalamnya ketahanan, handal, ketepatan, dan kemudahan dalam penggunaan (Kotler dan Armstrong, 1996).
Hasil pembuktian Bambang Pranoto (2008) membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Apabila kualitas produk yang ditawarkan dapatmemenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen maka produk tersebut akanmempengaruhi keputusan pembeliannya.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian




Citra Merek

Merek diyakini sebagai identitas dari produk atau perusahaan. Produk yang dibeli konsumen tergantung dari pengalaman dan kebiasaannya terhadap merek tersebut. Pengalaman yang positif terhadap merek memungkinkan konsumen menggunakan merek tersebut di kemudian hari, sedangkan pengalaman yang negatif terhadap merek memberi kemungkinan yang kecil konsumen akan mengulanginya kembali (Chandra, 2008).
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 2008).
Hasil pembuktian Rizki Nurafdal (2011) membuktikan bahawa citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara citra merek yang diwakili oleh tiga indicator yaitu keunggulanasosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian



HIPOTESIS
                     Berdasarkan konsep penelitian, maka beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Harga produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
H2 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
H3 : Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs.

METODE PENELITIAN
Data/Variabel
Data atau variabel yang digunakan oleh penulis adalah data primer yang berbentuk kuesioner yang diajukan kepada mahasiswi manajemen pengguna sepatu crocs di Universitas Gunadarma, dengan jumlah sampel 50 mahasiswi. Dan dengan menggunakan variable bebas (X1=Harga ; X2= Kualitas Produk ; X3=Citra Merek) dan variable terikat (Y=Keputusan Pembelian).
 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner. Kuisioner tersebut digunakan sebagai alat atau instrument pengumpulan data penelitian.
Metode kuesioner merupakan cara pengumpulan data, fakta, informasi semua persoalan yang digunakan dalam bentuk pertanyaan yang sudah disediakan terhadap suatu kejadian, sedangkan orang memberikan jawaban tersebut secara tertulis. Data dianalisis secara :
1.      Analisis Kualitatif  Yaitu analisis yang didasarkan pada pemikiran secara teori untuk member gambaran mengenai kesesuaian antara kenyataan penelitian teori.
2.      Analisis Kuantitatif Yaitu metode analisis dengan menggunakan perhitungan untuk mengolah data yang diperoleh. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis uji reabilitas, uji validitas, dan uji linier berganda.
 Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh positif faktor harga, kualitas, dan citra merek terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
Ha : Ada pengaruh positif faktor harga, kualitas, dan citra merek terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
 Alat Analisis
Skala Likert                                                                                             
Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Pengukuran jawaban responden menggunakan skala lima likert, dengan katagori jawaban : sangat tidak setuju, tidak setuju kurang setuju, setuju, sangat setuju. Bobot masing masing sebesar 1 s/d 5, dengan rincian sebagai berikut :
Kategori
Bobot
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Tidak Setuju (TS)
2
Kurang Setuju (KS)
3
Setuju (S)
4
Sangat Setuju (SS)
5

3.6.2.      Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrument/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut. Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel.

Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variable yang akan diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel).
Jika,  r-tabel      <     r-hitung mka valid
                   r-tabel      >     r-hitung maka tidak valid


Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keandalan/konsistensi alat ukur (keajegan alat ukur), sehingga reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Setelah dilakukan uji validitas, maka harus dilanjutkan dengan menggunakan uji reliabilitas data. Alat ukur yang reliabel pasti terdiri dari item-item alat ukur yang valid. Sehingga, setiap reliabel pasti valid, namun setiap yang valid belum tentu reliabel. Rumus yang sering digunakan untuk uji reliabilitas adalah Alpha Cronbach, Spearman Brown, Kristoff, Angoff, dan Rullon
Suatu kuisioner dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan.
Jika,  nilai Cronbach’s Alpha  > 0,60 maka reliabel
         nilai Cronbach’s Alpha  < 0,60 maka tidak reliabel

3.6.3.      Analisis regresi linear berganda

Y = a + b1X1 + b2X2 + …… + bnXn+e


Analisis regresi linear berganda  digunakan untuk     mengetahui pengaruh variabel bebas/ independen terhadap variabel terikat.  Analisis didasarkan atas nilai bobot   kategori setiap pertanyaan yang menjadi pilihan jawaban responden. Analisis regresi berganda dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
           


Dimana:           Y         = variabel tak bebas/ terikat
                                    X         = variabel-variabel bebas
                                    a          = konstanta (intersept)
                                    b          = koefisien regresi/ nilai parameter
                                    e          = error
Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara x1, x2, dan x3 terhadap Y digunakan korelasi berganda, dalam hal ini dapat dilihat melalui koefisien korelasi. Kemudian untuk melihat besarnya kontribusi x1, x2, dan x3 terhadap Y, dapat dilihat nilainya melalui koefisien detrminasi
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi atau Uji R2 dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,X2,…Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Jika R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabelindependen terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila R2 = 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen  yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
Uji T ( Secara Parsial )
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5 %. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Bentuk pengujian :
Ho = b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha = b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %

 

Uji F ( Secara Simultan )
            Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen (harga, kualitas, dan citra merek) terhadap variabel dependen ( keputusan pembelian ).
Bentuk pengujian :
Ho = b1 = b2 = b3  = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama – sama dari cariabel independen terhadap variabel dependen.
Ha ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3  0, terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama – sama dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5 %
 

proposal dan bagian-bagiannya


PROPOSAL

Secara umum, pengertian proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah maksud kepada pembaca yang ditentukan (baik pribadi maupun lembaga) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai maksud penulis tersebut lebih mendetail. Pada tulisan kali ini penulis ingin menjabarkan tentang "Proposal Penelitian".

Proposal Penelitian dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.

Komponen dasar yang harus ada pada setiap proposal penelitian adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan teori dan metode penelitian. Dalam menulis proposal penelitian, semua komponen yang merupakan bagian dari proposal mulai dari pendahuluan hingga ke biodata peneliti, harus ditulis dan di.jelaskan dengan baik. Sehingga mudah dipahami oleh pemeriksa / reviewer. Dalam menulis proposal maka harus dipertimbangkan bahwa untuk menginformasikan tentang masalah penelitian dan tentang peneliti selengkap mungkin.

A.       Latar Belakang Masalah

Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung. Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang adalah
  1. Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi. Kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
  2. Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
  3. Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.
Selain itu, latar belakang dapat pula mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas tulisan mengenai topik yang sama sebelumnya.
B.     Batasan Masalah

Batasan-batasan dalam suatu penelitian diperlukan agar ruang lingkup masalah tidak meluas. Batasan-batasan ini terkait dengan keterbatasan dana, waktu, tenaga, pengumpulan data dan analisisnya, serta relevansi kualifikasi peneliti dengan permasalahan yang akan dibahasnya. Misalkan saja dalam penelitian tentang aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Secara umum ada 10 macam aktivitas belajar siswa, tetapi tentunya tidak semua terkait erat dengan pembelajaran matematika, sehingga peneliti dapat membatasi permasalahan dengan memilih beberapa aktivitas saja yang benar-benar relevan dengan pembelajaran matematika, misalnya aktivitas  visual, oral dan mental.

C.    Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan perumusan masalah.
Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:  
1.      Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2.      Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat
3.      Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4.      Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
5.      Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian

Cara untuk memformulasikan masalah: 
1.       Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. 
2.      Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa  dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori
D.    Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan arah dari suatu penelitian. Tujuan penelitian harus disesuaikan dengan rumusan masalah. Bila permasalahan mempertanyakan hal-hal yang belum diketahui, maka tujuan merinci apa saja yang ingin diketahui, sehingga jika permasalahan sudah terjawab maka tujuan penelitian sudah tercapai. Dalam beberapa penelitian dimana permasalahannya sangat sederhana terlihat bahwa tujuan sepertinya merupakan pengulangan dari rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah dinyatakan dengan pertanyaan, sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk pernyataan yang biasanya diawali dengan kata “ingin mengetahui”. Tetapi bila permasalahannya relatif komplek, permasalahan ini menjadi lebih jelas terjawab bila disusun sebuah tujuan penelitian yang lebih tegas yang memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian. Intinya adalah pemyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan atau membuat suatu prototipe.

E.     Manfaat Penelitian

Pengertian penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu (1) manfaat teoritis dan (2) manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.

2. Manfaat Praktis

Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah  praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka. Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.

F.     Hipotesis
Persyaratan untuk membuat hipotesis yang baik yaitu:
·         Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jelas.
·         Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Menunjukkan dengan nyata adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. 
·         Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya dan didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

Ciri-ciri hipotesis yang baik:
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
  1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
  2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
  3. Hipotesis harus dapat diuji
  4. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
  5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik:
  • Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
  • Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
  • Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
  • Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.

G.    KAJIAN PUSTAKA

Secara ringkas, menurut Borg dan Gall (1989: 114-119), dan Latief (2012: 43-50) setidaknya ada enam alasan mengapa kajian pustaka harus dilakukan, sebagaimana uraian berikut:
  1. Sangat bermanfaat untuk menajamkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, sehingga besar kemungkinan rumusan masalah yang sudah dibuat berubah setelah peneliti membaca pustaka karena telah memiliki wawasan tentang tema yang diteliti lebih luas daripada sebelumnya. Dengan demikian, rumusan masalah, terutama dalam penelitian kualitatif, bersifat tentatif. Tidak sedikit penelitian gagal karena masalah yang diteliti terlalu luas. Rumusan masalah yang spesifik dan dalam lingkup yang kecil jauh lebih baik daripada yang luas dan umum. Umumnya, rumusan masalah yang tidak jelas berakibat pada data yang diperoleh juga tidak jelas, sehingga antara masalah  yang hendak dijawab dan data yang ada tidak sambung. Ujungnya kesimpulannya tidak berangkat dari data, tetapi pendapat pribadi peneliti. Tentu ini tidak bisa dibenarkan. Hal demikian bisa dihindari melalui kajian pustaka dengan serius.
  2. Kajian pustaka tidak saja untuk mempelajari apa yang telah dilakukan orang lain, tetapi juga melihat apa yang terlewatkan dan belum dikaji oleh peneliti sebelumnya. Bagian atau wilayah yang terlewatkan itu bisa menjadi area penelitian baru. Tetapi kenyataannya sering terjadi karena pengalaman yang kurang, isu-isu penting yang mestinya bisa diangkat terlewatkan begitu saja, terutama pada bidang-bidang yang belum banyak diteliti.
  3. Untuk melihat bahwa pendekatan penelitian  yang kita lakukan steril dari pendekatan-pendekatan lain. Sebab, pada umumnya kajian pustaka justru menyebabkan peneliti meniru pendekatan-pendekatan yang sudah lama dipakai orang lain, sehingga tidak menghasilkan temuan yang berarti. Mencoba pendekatan baru --- walau mungkin salah --- lebih baik daripada mengulang hal yang sama berkali-kali walau benar. Pengulangan justru menunjukkan peneliti tidak cukup melakukan pembacaan literatur secara memadai. Kesalahan metodologis akan disusul dan dikoreksi oleh peneliti selanjutnya, sehingga menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang. Karena itu, dalam ilmu pengetahuan kesalahan bukan sesuatu yang aib. Proses demikian oleh Polanyi disebut sebagai falsifikasi.
  4. Memperoleh pengetahuan (insights) mengenai metode, ukuran, subjek, dan pendekatan yang dipakai orang lain dan bisa dipakai untuk memperbaiki rancangan penelitian yang kita lakukan. Rancangan penelitian, lebih-lebih untuk penelitian kualitatif, bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan terus diperbaiki agar diperoleh metode yang tepat untuk memperoleh data dan menganalisisnya. Kenyataan di lapangan ditemukan racangan penelitian kualitatif seragam dari satu proyek penelitian ke yang lain. Padahal, walaupun berangkat dari paradigma yang sama rancangan penelitian kualitatif bisa berbeda dari penelitian ke penelitian lainnya, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu.
  5. Melalui kajian pustaka, bisa diperoleh pengetahuan berupa rekomendasi atau saran-saran bagi peneliti selanjutnya. Informasi ini tentu sangat penting karena rekomendasi atau saran merupakan rangkuman pendapat peneliti setelah melakukan penelitian. Usai penelitian, kita juga diharapkan bisa memberikan rekomendasi atau saran bagi peneliti selanjutnya, sebagaimana kita telah mengambil manfaat dari peneliti sebelumnya. Karena itu, rekomendasi atau saran yang baik bukan sembarang saran, melainkan usulan yang secara spesifik bisa diteliti.
  6. Untuk mengetahui siapa saja yang pernah meneliti bidang yang sama dengan yang akan kita lakukan. Orang yang sudah lebih dahulu meneliti bisa dijadikan teman diskusi mengenai tema yang kita lakukan, termasuk membahas hal-hal yang menjadi kekurangan atau kelemahan penelitian, sehingga kita bisa memperbaiki, karena dia telah memperoleh pengalaman lebih dahulu. Malah bisa jadi peneliti terdahulu kita jadikan informan dalam penelitian kita. Sebab, salah satu syarat informan adalah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tema penelitian yang kita angkat, sehingga dia bisa berdiskusi dan memberi informasi (to inform) kepada peneliti mengenai tema yang diteliti.

H.    METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

I.       PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·                     Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·                     Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
·                     Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.      Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.      Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

SUMBER:
http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
http://gorontalo-education.blogspot.com/2012/10/cara-perumusan-dan-pembatasan-masalah.html
http://addriadis.blogspot.com/2013/03/cara-membuat-dan-kriteria-rumusan.html
http://lirikansibuta.blogspot.com/2010/04/pengertian-hipotesis.html