PROPOSAL
Secara umum, pengertian proposal
adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan
atau menjelasan sebuah maksud kepada pembaca yang ditentukan (baik pribadi
maupun lembaga) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai maksud penulis
tersebut lebih mendetail. Pada tulisan kali ini penulis ingin menjabarkan
tentang "Proposal Penelitian".
Proposal Penelitian dalam dunia
ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan
membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal
adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan
dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk
“Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai
standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.
Komponen dasar yang harus ada pada
setiap proposal penelitian adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan teori dan metode penelitian. Dalam menulis
proposal penelitian, semua komponen yang merupakan bagian dari proposal mulai
dari pendahuluan hingga ke biodata peneliti, harus ditulis dan di.jelaskan
dengan baik. Sehingga mudah dipahami oleh pemeriksa / reviewer. Dalam menulis
proposal maka harus dipertimbangkan bahwa untuk menginformasikan tentang
masalah penelitian dan tentang peneliti selengkap mungkin.
A.
Latar
Belakang Masalah
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk
memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa
yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan
sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.
Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang adalah
- Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi. Kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
- Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
- Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.
Selain
itu, latar belakang dapat pula mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas tulisan
mengenai topik
yang sama sebelumnya.
B.
Batasan Masalah
Batasan-batasan
dalam suatu penelitian diperlukan agar ruang lingkup masalah tidak meluas.
Batasan-batasan ini terkait dengan keterbatasan dana, waktu, tenaga,
pengumpulan data dan analisisnya, serta relevansi kualifikasi peneliti dengan
permasalahan yang akan dibahasnya. Misalkan saja dalam penelitian tentang
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Secara umum ada 10 macam
aktivitas belajar siswa, tetapi tentunya tidak semua terkait erat dengan
pembelajaran matematika, sehingga peneliti dapat membatasi permasalahan dengan
memilih beberapa aktivitas saja yang benar-benar relevan dengan pembelajaran
matematika, misalnya aktivitas visual, oral dan mental.
C.
Perumusan
Masalah
Perumusan
masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah.
Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau
terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan perumusan masalah.
Ada
beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1.
Masalah biasanya dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan
2.
Rumusan masalah hendaknya jelas dan
padat
3.
Rumusan masalah berisi implikasi
adanya data untuk memecahkan masalah
4.
Rumusan masalah merupakan dasar
membuat hipotesis
5.
Masalah harus menjadi dasar bagi
judul penelitian
Cara untuk memformulasikan
masalah:
1. Dengan
menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian
eksperimental.
2. Dari observasi langsung dilapangan,
seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh
dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan
teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini
bukan berarti bahwa dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh
suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut
dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori
D. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah dari suatu penelitian. Tujuan
penelitian harus disesuaikan dengan rumusan masalah. Bila permasalahan
mempertanyakan hal-hal yang belum diketahui, maka tujuan merinci apa saja yang
ingin diketahui, sehingga jika permasalahan sudah terjawab maka tujuan
penelitian sudah tercapai. Dalam beberapa penelitian dimana permasalahannya
sangat sederhana terlihat bahwa tujuan sepertinya merupakan pengulangan dari
rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah dinyatakan dengan pertanyaan,
sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk pernyataan yang biasanya diawali
dengan kata “ingin mengetahui”.
Tetapi bila permasalahannya relatif komplek, permasalahan ini menjadi lebih
jelas terjawab bila disusun sebuah tujuan penelitian yang lebih tegas yang
memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian. Intinya adalah pemyataan singkat
mengenai tujuan penelitian. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki,
menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau
dugaan atau membuat suatu prototipe.
E. Manfaat Penelitian
Pengertian penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu
(1) manfaat teoritis dan (2) manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori
tertentu disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul
jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa
aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui
penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau merevisi
teori yang bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan
masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat,
baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan
menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam
organisasi mereka. Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat
dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain)
penelitian.
F.
Hipotesis
Persyaratan untuk membuat hipotesis yang baik yaitu:
·
Berupa pernyataan yang mengarah pada
tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jelas.
·
Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan
maksud untuk dapat diuji secara empiris. Menunjukkan dengan nyata adanya
hubungan antara dua variabel atau lebih.
·
Berupa pernyataan yang dikembangkan
berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya
dan didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya
mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
- Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
- Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
- Hipotesis harus dapat diuji
- Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
- Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik:
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga
hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis
variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan
kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa
perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk
dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan
data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan
pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan
terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan
hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan
sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus
dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan
kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara
singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk
membuktikan hipotesis tersebut.
G. KAJIAN PUSTAKA
Secara ringkas, menurut Borg dan Gall (1989: 114-119), dan
Latief (2012: 43-50) setidaknya ada enam alasan mengapa kajian pustaka harus
dilakukan, sebagaimana uraian berikut:
- Sangat bermanfaat untuk menajamkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, sehingga besar kemungkinan rumusan masalah yang sudah dibuat berubah setelah peneliti membaca pustaka karena telah memiliki wawasan tentang tema yang diteliti lebih luas daripada sebelumnya. Dengan demikian, rumusan masalah, terutama dalam penelitian kualitatif, bersifat tentatif. Tidak sedikit penelitian gagal karena masalah yang diteliti terlalu luas. Rumusan masalah yang spesifik dan dalam lingkup yang kecil jauh lebih baik daripada yang luas dan umum. Umumnya, rumusan masalah yang tidak jelas berakibat pada data yang diperoleh juga tidak jelas, sehingga antara masalah yang hendak dijawab dan data yang ada tidak sambung. Ujungnya kesimpulannya tidak berangkat dari data, tetapi pendapat pribadi peneliti. Tentu ini tidak bisa dibenarkan. Hal demikian bisa dihindari melalui kajian pustaka dengan serius.
- Kajian pustaka tidak saja untuk mempelajari apa yang telah dilakukan orang lain, tetapi juga melihat apa yang terlewatkan dan belum dikaji oleh peneliti sebelumnya. Bagian atau wilayah yang terlewatkan itu bisa menjadi area penelitian baru. Tetapi kenyataannya sering terjadi karena pengalaman yang kurang, isu-isu penting yang mestinya bisa diangkat terlewatkan begitu saja, terutama pada bidang-bidang yang belum banyak diteliti.
- Untuk melihat bahwa pendekatan penelitian yang kita lakukan steril dari pendekatan-pendekatan lain. Sebab, pada umumnya kajian pustaka justru menyebabkan peneliti meniru pendekatan-pendekatan yang sudah lama dipakai orang lain, sehingga tidak menghasilkan temuan yang berarti. Mencoba pendekatan baru --- walau mungkin salah --- lebih baik daripada mengulang hal yang sama berkali-kali walau benar. Pengulangan justru menunjukkan peneliti tidak cukup melakukan pembacaan literatur secara memadai. Kesalahan metodologis akan disusul dan dikoreksi oleh peneliti selanjutnya, sehingga menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang. Karena itu, dalam ilmu pengetahuan kesalahan bukan sesuatu yang aib. Proses demikian oleh Polanyi disebut sebagai falsifikasi.
- Memperoleh pengetahuan (insights) mengenai metode, ukuran, subjek, dan pendekatan yang dipakai orang lain dan bisa dipakai untuk memperbaiki rancangan penelitian yang kita lakukan. Rancangan penelitian, lebih-lebih untuk penelitian kualitatif, bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan terus diperbaiki agar diperoleh metode yang tepat untuk memperoleh data dan menganalisisnya. Kenyataan di lapangan ditemukan racangan penelitian kualitatif seragam dari satu proyek penelitian ke yang lain. Padahal, walaupun berangkat dari paradigma yang sama rancangan penelitian kualitatif bisa berbeda dari penelitian ke penelitian lainnya, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu.
- Melalui kajian pustaka, bisa diperoleh pengetahuan berupa rekomendasi atau saran-saran bagi peneliti selanjutnya. Informasi ini tentu sangat penting karena rekomendasi atau saran merupakan rangkuman pendapat peneliti setelah melakukan penelitian. Usai penelitian, kita juga diharapkan bisa memberikan rekomendasi atau saran bagi peneliti selanjutnya, sebagaimana kita telah mengambil manfaat dari peneliti sebelumnya. Karena itu, rekomendasi atau saran yang baik bukan sembarang saran, melainkan usulan yang secara spesifik bisa diteliti.
- Untuk mengetahui siapa saja yang pernah meneliti bidang yang sama dengan yang akan kita lakukan. Orang yang sudah lebih dahulu meneliti bisa dijadikan teman diskusi mengenai tema yang kita lakukan, termasuk membahas hal-hal yang menjadi kekurangan atau kelemahan penelitian, sehingga kita bisa memperbaiki, karena dia telah memperoleh pengalaman lebih dahulu. Malah bisa jadi peneliti terdahulu kita jadikan informan dalam penelitian kita. Sebab, salah satu syarat informan adalah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tema penelitian yang kita angkat, sehingga dia bisa berdiskusi dan memberi informasi (to inform) kepada peneliti mengenai tema yang diteliti.
H. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi
penelitian
adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku
suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,
juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami
dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan
penelitian.Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya
dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan
penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
I. PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber
data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung
(data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka
instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup),
pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun
tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
1. Angket
Angket /
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun
terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam
Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran
dan penampilan fisik.
Prinsip
Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan tujuan pertanyaan artinya
jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas
dalam pilihan jawaban.
·
Bahasa yang digunakan harus
disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang
penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
Inggris, dsb.
·
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah
terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah
bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk
memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.
Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan
karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara
terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.
Wawancara terstruktur artinya
peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari
responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan
material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.
Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.
SUMBER:
http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
http://gorontalo-education.blogspot.com/2012/10/cara-perumusan-dan-pembatasan-masalah.html
http://addriadis.blogspot.com/2013/03/cara-membuat-dan-kriteria-rumusan.html
http://lirikansibuta.blogspot.com/2010/04/pengertian-hipotesis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar