Jumat, 07 Juni 2013

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL :  ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK SEPATU CROCS
 OLEH : TULUS YULIANTI - 3EA01


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan fashion senantiasa berkembang, begitu juga dengan trend sepatu sekarang ini. Mengikuti trend terbaru bagi kaum wanita merupakan sebuah keharusan. Berbagai sepatu dan sandal dengan trend unik dan cantik banyak bermunculan seperti sepatu model gaya princes memang sekarang menjadi trend 2012, yang biasanya banyak digunakan oleh kalangan wanita untuk pergi ke acara pesta. Namun untuk sepatu harian atau acara santai biasanya banyak digunakan cenderung ke model casual dimana bagian ujung seperti tampak tumpul dan berhak rendah.
Konsumen cenderung sangat memperhatikan penampilannya khususnya soal sepatu. Kebanyakan dari mereka menggunakan sepatu yang tidak terlalu ribet, dengan bentuk simple dan nyaman dipakai  Sepatu Flat merupakan salah satu trend sepatu masa kini. Banyak sekali terobosan baru membuat sepatu flat sangat diminati banyak kalangan terutama para mahasiswa. Sepatu flat sebagai salah satu tren sepatu di dunia memberikan kesan stylis pada siapa saja yang memakainya. Dilihat dari faktor kenyamanan si pemakai, sepatu flat  memberikan tingkat kenyamanan yang tinggi. Saat kita mengenakan sepatu flat kaki kita tidak mudah merasa capek dan justru sepatu ini memberi kesan ringan.
Keputusan pembelian terhadap sepatu ini dipengaruhi oleh tersedianya berbagai macam pilihan sepatu (model) dan kualitasnya yang beragam. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dalam memperebutkan konsumen mengharuskan perusahaan untuk berusaha keras dalam menarik konsumen. Setiap perusahaan selalu dituntut untuk merancang strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Melalui strategi pemasaran yang tepat, hal ini akan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen yang pada akhirnya nanti akan menjadikan perusahaan tersebut berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Beragamnya model sepatu saat ini telah membuat konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan untuk membeli. Apalagi jenis model yang cocok untuk dipakai disaat menjalani rutinitas misalnya pada waktu menuntut ilmu dikampus. Sepatu “Crocs” adalah salah satu merek yang saat ini sedang trend dikalangan anak muda. Tidak jarang merek sepatu ini digunakan saat perkuliahan berlangsung .
Sepatu Crocs adalah jenis sepatu buatan perusahaan Amerika Serikat, Crocs, yang terbuat dari bahan karet khusus bernama Propietary Closed-Cell Resin (PCCR). Di Indonesia sendiri jenis alas kaki yang satu ini baru mulai populer sekitar tahun 2006 yang lalu dan semakin dikenal oleh masyarakat. Model yang ditawarkan pun beragam mulai dari untuk wanita, pria, sampai dengan anak-anak. Selain karena modelnya yang beraneka ragam, bahan PCCR yang dimilikinya juga nyaman dan tidak mudah kotor sehingga memudahkan bagi para penggunanya untuk dibersihkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diperoleh gambaran bahwa dibutuhkan suatu analisis yang tepat untuk dapat dijadikan dasar dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk sepatu crocs. Maka penulis tertarik untuk mengambil masalah perilaku konsumen dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada “ Sepatu CROCS”, dengan judul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK SEPATU CROCS PADA MAHASISWI DI WILAYAH MARGONDA DEPOK”

 Rumusan Masalah
1.      Apakah factor harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepatu crocs?
2.      Apakah factor kualitas mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepatu crocs?
3.      Apakah factor citra merek mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepatu crocs?
Tujuan Masalah

1.        Untuk mengetahui pengaruh harga produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.
2.        Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.
3.        Untuk mengetahui pengaruh citra merek produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.

LANDASAN TEORI
Keputusan pembelian
Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. (Kanuk Schiffman, 2004) 
Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan pembelian melibatkan hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa pesarta yang memerankan peran, pencetus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Di sini tugas pemasar adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk menarik dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya pembeli.


Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Pengambilan Keputusan Konsumen  adalah pemilihan secara selektif dan bijaksana saat berbelanja, dimana kita sebagai konsumen harus mengangamati, membandingkan dan mengatahui apa yang jadi prioritas kebutuhan. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan uang secara optimal dan untuk mengefektifkan pemilihan suatu kebutuhan.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.
Menurut Kotler (2004), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian yaitu :
1.      Pengenalan masalah, adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar, bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini.
2.       Pencarian informasi, ialah dimana seorang konsumen mungkin terdorong kebutuhannya, atau juga mencari informasi lebih lanjut.
Pencarian informasi ada dua jenis menurut tingkatannya :
a.       Perhatian yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja.
b.      Pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.
Sementara informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:
a.       Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b.      Sumber komersial : iklan, wiraniaga, kemasan, pajangan di toko.
c.       Sumber publik : media massa, organisasi penentu, peringkat konsumen.
d.      Sumber pengalaman : panganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
3.      Evaluasi alternative, adalah konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir.
4.      Keputusan pembelian, adalah pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang memengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga.
5.      Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
a.       Kepuasan sesudah pembelian: konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka akan tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan mereka maka mereka akan merasa puas.
b.      Tindakan sesudah pembelian : penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut.

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi yang bergerak baik dalam bidang sosial maupun komersial. Ada dua kemungkinan sifat tujuan dari pengambilan keputusan. Pertama adalah tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal dalam arti bahwa sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat bersifat ganda dalam arti bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih Dalam setiap pengambilan keputusan para pengambil keputusan akan selalu berhadapan dengan lingkungan, dimana salah satu karakteristiknya yang paling menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan adalah ketidakpastian (Uncertainty), ini adalah salah satu sifat dimana tidak akan dapat diketahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa yang datang. Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

Harga
Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Teguh Budiarto, 1993)
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Husain Umar, 2000).
Hasil pembuktian Endang Wijayanti (2006) membuktikan bahwa harga suatu produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian dan harga merupakan faktor yang selalu dipertimbangkan oleh konsumen dalam setiap keputusan pembelian.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Harga produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian



Kualitas Produk

Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang bebas memililh tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran (M Rhendria Dinawan, 2010).
Kualitas diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu dan kualitas produk tersebut. Peningkatan kualitas produk dirasakan sangat perlu dengan demikian produk perusahaan semakin lama semakin tinggi kualitasnya. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan.
Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk di dalamnya ketahanan, handal, ketepatan, dan kemudahan dalam penggunaan (Kotler dan Armstrong, 1996).
Hasil pembuktian Bambang Pranoto (2008) membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Apabila kualitas produk yang ditawarkan dapatmemenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen maka produk tersebut akanmempengaruhi keputusan pembeliannya.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian




Citra Merek

Merek diyakini sebagai identitas dari produk atau perusahaan. Produk yang dibeli konsumen tergantung dari pengalaman dan kebiasaannya terhadap merek tersebut. Pengalaman yang positif terhadap merek memungkinkan konsumen menggunakan merek tersebut di kemudian hari, sedangkan pengalaman yang negatif terhadap merek memberi kemungkinan yang kecil konsumen akan mengulanginya kembali (Chandra, 2008).
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 2008).
Hasil pembuktian Rizki Nurafdal (2011) membuktikan bahawa citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara citra merek yang diwakili oleh tiga indicator yaitu keunggulanasosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian



HIPOTESIS
                     Berdasarkan konsep penelitian, maka beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Harga produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
H2 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
H3 : Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs.

METODE PENELITIAN
Data/Variabel
Data atau variabel yang digunakan oleh penulis adalah data primer yang berbentuk kuesioner yang diajukan kepada mahasiswi manajemen pengguna sepatu crocs di Universitas Gunadarma, dengan jumlah sampel 50 mahasiswi. Dan dengan menggunakan variable bebas (X1=Harga ; X2= Kualitas Produk ; X3=Citra Merek) dan variable terikat (Y=Keputusan Pembelian).
 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner. Kuisioner tersebut digunakan sebagai alat atau instrument pengumpulan data penelitian.
Metode kuesioner merupakan cara pengumpulan data, fakta, informasi semua persoalan yang digunakan dalam bentuk pertanyaan yang sudah disediakan terhadap suatu kejadian, sedangkan orang memberikan jawaban tersebut secara tertulis. Data dianalisis secara :
1.      Analisis Kualitatif  Yaitu analisis yang didasarkan pada pemikiran secara teori untuk member gambaran mengenai kesesuaian antara kenyataan penelitian teori.
2.      Analisis Kuantitatif Yaitu metode analisis dengan menggunakan perhitungan untuk mengolah data yang diperoleh. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis uji reabilitas, uji validitas, dan uji linier berganda.
 Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh positif faktor harga, kualitas, dan citra merek terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
Ha : Ada pengaruh positif faktor harga, kualitas, dan citra merek terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
 Alat Analisis
Skala Likert                                                                                             
Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Pengukuran jawaban responden menggunakan skala lima likert, dengan katagori jawaban : sangat tidak setuju, tidak setuju kurang setuju, setuju, sangat setuju. Bobot masing masing sebesar 1 s/d 5, dengan rincian sebagai berikut :
Kategori
Bobot
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Tidak Setuju (TS)
2
Kurang Setuju (KS)
3
Setuju (S)
4
Sangat Setuju (SS)
5

3.6.2.      Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrument/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut. Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel.

Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variable yang akan diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel).
Jika,  r-tabel      <     r-hitung mka valid
                   r-tabel      >     r-hitung maka tidak valid


Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keandalan/konsistensi alat ukur (keajegan alat ukur), sehingga reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Setelah dilakukan uji validitas, maka harus dilanjutkan dengan menggunakan uji reliabilitas data. Alat ukur yang reliabel pasti terdiri dari item-item alat ukur yang valid. Sehingga, setiap reliabel pasti valid, namun setiap yang valid belum tentu reliabel. Rumus yang sering digunakan untuk uji reliabilitas adalah Alpha Cronbach, Spearman Brown, Kristoff, Angoff, dan Rullon
Suatu kuisioner dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan.
Jika,  nilai Cronbach’s Alpha  > 0,60 maka reliabel
         nilai Cronbach’s Alpha  < 0,60 maka tidak reliabel

3.6.3.      Analisis regresi linear berganda

Y = a + b1X1 + b2X2 + …… + bnXn+e


Analisis regresi linear berganda  digunakan untuk     mengetahui pengaruh variabel bebas/ independen terhadap variabel terikat.  Analisis didasarkan atas nilai bobot   kategori setiap pertanyaan yang menjadi pilihan jawaban responden. Analisis regresi berganda dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
           


Dimana:           Y         = variabel tak bebas/ terikat
                                    X         = variabel-variabel bebas
                                    a          = konstanta (intersept)
                                    b          = koefisien regresi/ nilai parameter
                                    e          = error
Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara x1, x2, dan x3 terhadap Y digunakan korelasi berganda, dalam hal ini dapat dilihat melalui koefisien korelasi. Kemudian untuk melihat besarnya kontribusi x1, x2, dan x3 terhadap Y, dapat dilihat nilainya melalui koefisien detrminasi
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi atau Uji R2 dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,X2,…Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Jika R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabelindependen terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila R2 = 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen  yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
Uji T ( Secara Parsial )
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5 %. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Bentuk pengujian :
Ho = b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha = b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %

 

Uji F ( Secara Simultan )
            Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen (harga, kualitas, dan citra merek) terhadap variabel dependen ( keputusan pembelian ).
Bentuk pengujian :
Ho = b1 = b2 = b3  = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama – sama dari cariabel independen terhadap variabel dependen.
Ha ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3  0, terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama – sama dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5 %
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar