Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut
sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan,
pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata itu
diberi arti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Sedangkan kata budaya
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah
berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi
budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga
potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain
kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku
konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya,
subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari
keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga
penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik
untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama
dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya
mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan
oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan
memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam
memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat
mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan
otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan otomatis menjawab,
“ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa
jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita.
Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya,
nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa
budaya telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul apresiasi
terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya yang
berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua
kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan
yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya
menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan
bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang
mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata
budaya mereka sendiri.
Sumber :
http://setevy.wordpress.com/2011/12/01/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian-dan-konsumsi/
http://gilangjaelani.blogspot.com/2011/10/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
Minggu, 11 November 2012
keputusan pembelian pada trend sepatu
Perkembangan
fashion senantiasa berkembang, begitu juga dengan trend sepatu sekarang ini. Mengikuti
trend terbaru bagi kaum wanita merupakan sebuah keharusan. Berbagai sepatu dan
sandal dengan trend unik dan cantik banyak bermunculan seperti sepatu model
gaya princes memang sekarang menjadi trend 2012, yang biasanya banyak digunakan
oleh kalangan wanita untuk pergi ke acara pesta. Namun untuk sepatu harian atau
acara santai biasanya banyak digunakan cenderung ke model casual dimana bagian
ujung seperti tampak tumpul dan berhak rendah.
Konsumen cenderung
sangat memperhatikan penampilannya khususnya soal sepatu. Kebanyakan dari
mereka menggunakan sepatu yang tidak terlalu ribet, dengan bentuk simple dan
nyaman dipakai Sepatu Flat merupakan
salah satu trend sepatu masa kini. Banyak sekali terobosan baru membuat sepatu
flat sangat diminati banyak kalangan terutama para mahasiswa. Sepatu flat
sebagai salah satu tren sepatu di dunia memberikan kesan stylis pada siapa saja
yang memakainya. Dilihat dari faktor kenyamanan si pemakai, sepatu flat memberikan tingkat kenyamanan yang tinggi.
Saat kita mengenakan sepatu flat kaki kita tidak mudah merasa capek dan justru
sepatu ini memberi kesan ringan.
Keputusan
pembelian terhadap sepatu ini dipengaruhi oleh tersedianya berbagai macam
pilihan sepatu (model) dan kualitasnya yang beragam. Persaingan dunia bisnis
yang semakin ketat dalam memperebutkan konsumen mengharuskan perusahaan untuk
berusaha keras dalam menarik konsumen. Setiap perusahaan selalu dituntut untuk
merancang strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Melalui strategi
pemasaran yang tepat, hal ini akan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
yang pada akhirnya nanti akan menjadikan perusahaan tersebut berhasil mencapai
tujuan yang diharapkan.
Beragamnya
model sepatu saat ini telah membuat konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan
untuk membeli. Apalagi jenis model yang cocok untuk dipakai disaat menjalani
rutinitas misalnya pada waktu menuntut ilmu dikampus. Sepatu “Crocs” adalah
salah satu merek yang saat ini sedang trend dikalangan anak muda. Tidak jarang
merek sepatu ini digunakan saat perkuliahan berlangsung .
perilaku konsumen
Pemahaman terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian merupakan salah satu tugas penting manager pemasaran. Hal ini disebabkan karena dengan diketahuinya perilaku konsumen dalam pasar, maka perusahaan dapat menentukan kebutuhan dan keinginan pasar serta dapat memberikan kepuasan dengan lebih efektif dan efisien (Kotler, 1994:18). Penyusunan program pemasaran seperti ini sesuai dengan salah satu falsafah pemasaran yaitu konsep pemasaran (Pawitra, 1993:4).
Konsep pemasaran menggunakan perspektif dari luar ke dalam. Artinya bahwa, konsep ini dimulai dengan pemasaran yang terdefinisikan dengan baik, memfokuskan pada kebutuhan pelanggan, pengkoordinasian semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan keuntungan melalui penciptaan kepuasan konsumen. Jadi konsep pemasaran berpijak pada empat pilar utama yaitu fokus pada pasar, orientasi pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, dan kepuasan. Berpijak pada konsep pemasaran di atas, maka pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen atas pasar sasaran perlu mendapat perhatian dari para manager pemasaran. Hal ini disebabkan karena kebutuhan adalah suatu keadaan dimana terdapat perasaan kekurangan akan kepuasan tertentu, sedangkan keinginan adalah dorongan-dorongan akan pemuasan tertentu dari kebutuhan yang lebih dalam (Kotler, 1994:7). Untuk mengetahui mengapa konsumen memilih produk, merek, penjual, waktu pembelian, dan jumlah pembelian tertentu, maka diperlukan studi tentang sikap konsumen.
Model perilaku pembelian
menunjukkan bahwa sikap pembelian konsumen muncul sebagai respon terhadap
rangsangan yang diterima. Rangsangan itu berasal dari luar dirinya yaitu
rangsangan pemasaran dan rangsangan lingkungan. Rangsangan pemasaran meliputi
atribut-atribut produk yang diturunkan oleh pemasar kepada konsumen yang
biasanya dikelompokkan ke dalam bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan
promosi), sedangkan rangsangan lingkungan meliputi : lingkungan ekonomi,
teknologi, politik dan sosial-budaya. Rangsangan lingkungan umumnya tidak mudah
untuk dikendalikan oleh pemasar. Pemasar lebih mudah mempengaruhi sikap
konsumen melalui rangsangan pemasaran dari pada rangsangan lingkungan. Walaupun
demikian, pemasar tetap perlu mengetahui kondisi lingkungan agar mampu
mempengaruhi sikap konsumen dengan lebih efektif dan efisien. Pemasar perlu
memahami bagaimana latar belakang seorang pembeli (ciri-ciri pembeli) dapat
mempengaruhi perilaku pembeliannya dan bagaimana pembeli melewati proses pembuatan
keputusannya untuk membuat pilihan pembelian.
pengaruh kelas sosial dan status dalam perilaku konsumen
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah dalam kata lain dimana antara yang kaya dan miskin.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah.
Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki harga yang cukup mahal.
Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan ditempat yang biasa saja. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan.
sumber : http://yogifajarpebrian13.wordpress.com/2011/12/22/pengaruh-kelas-sosial-dan-status/
pengaruh keluarga dan rumah tangga
Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan proses
pengambilan keputusannya dalam pembelian suatu barang misalnya keluarga,rumah
tangga dan situasi kapan barang tersebut benar-benar dibutuhkan.
keluarga sebagai suatu lingkup paling dekat dengan konsumen “keluarga”
merupakan pengaruh paling kuat pada si konsumen dalam memilih suatu produk.
Mengapa demikian, pertama adalah keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri
dari keluarga. Kedua adalah keluarga sebagai sumber keturunan. Jadi keluarga
ada hubungannya dalam mempengaruhi prilaku konsumen.Dalam kehidupan rumah
tangga situasi dari keadaan di dalamnya menjadikan patokan dari konsumen
sebagai pembeli, dimana tindakan itu terjadi karena pembentukan sebuah
emosional, yaitu terbentuknya suatu keprobadian dan gaya hidup dalam diri
si konsumen tersebut. Dengan kata lain pembetukan suatu imej seseorang dalam
pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh lingkunga sekitar yaiut kelurga,teman,
dan sekitar yang berpengaruh besar dalam perilaku konsumen.Kepribadian dan
Konsep diri Kepribadian: karakteristik psikologi unik dari seseorang yang
menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan dirinya sendiri. Konsep diri: disebut juga dengan citra diri, dasar
yang digunakan adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi pada
dan mencerminkan iden titas mereka, artinya: “kami adalah apa yang menjadi
milik kami”.
Walaupun
keluarga dan rumah tangga berpengaruh terhadap perilaku konsumen, namun belum
tentu konsumen langsung membeli produk tersebut. Dalam keputusan pembelian
masih ada beberapa hal yang perlu dicermati, seperti :
-Motivasi
merupakan suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak ,jika suatu pengaruh tidak disertai oleh motivasi kuat dalam membeli maka pembelian itu tidak akan terjadi dalam tanda kutip sebagai ”angan angan saja”.
-kemampuan membeli
merupakan hal yang paling mendasar dalam terjadinya goal pembelian suatu produk tertentu,, karena motivasi tanpa adanya kesanggupan dari sang pembeli itu tidak akan terjadi, maka jika kita akan menjadi suatu pemasaran kita harus melihat berbagai aspek dalam menjual produk yang akan kita jual.
merupakan suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak ,jika suatu pengaruh tidak disertai oleh motivasi kuat dalam membeli maka pembelian itu tidak akan terjadi dalam tanda kutip sebagai ”angan angan saja”.
-kemampuan membeli
merupakan hal yang paling mendasar dalam terjadinya goal pembelian suatu produk tertentu,, karena motivasi tanpa adanya kesanggupan dari sang pembeli itu tidak akan terjadi, maka jika kita akan menjadi suatu pemasaran kita harus melihat berbagai aspek dalam menjual produk yang akan kita jual.
Pengaruh-pengaruh dalam penjualan suatu produk :
-demografis
-geografis
-daya beli
-demografis
-geografis
-daya beli
sumber : http://monicatyas.wordpress.com/2011/07/06/pengaruh-keluarga-terhadap-perilaku-konsumen/
Langganan:
Postingan (Atom)