Pemahaman terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian merupakan salah satu tugas penting manager pemasaran. Hal ini disebabkan karena dengan diketahuinya perilaku konsumen dalam pasar, maka perusahaan dapat menentukan kebutuhan dan keinginan pasar serta dapat memberikan kepuasan dengan lebih efektif dan efisien (Kotler, 1994:18). Penyusunan program pemasaran seperti ini sesuai dengan salah satu falsafah pemasaran yaitu konsep pemasaran (Pawitra, 1993:4).
Konsep pemasaran menggunakan perspektif dari luar ke dalam. Artinya bahwa, konsep ini dimulai dengan pemasaran yang terdefinisikan dengan baik, memfokuskan pada kebutuhan pelanggan, pengkoordinasian semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan keuntungan melalui penciptaan kepuasan konsumen. Jadi konsep pemasaran berpijak pada empat pilar utama yaitu fokus pada pasar, orientasi pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, dan kepuasan. Berpijak pada konsep pemasaran di atas, maka pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen atas pasar sasaran perlu mendapat perhatian dari para manager pemasaran. Hal ini disebabkan karena kebutuhan adalah suatu keadaan dimana terdapat perasaan kekurangan akan kepuasan tertentu, sedangkan keinginan adalah dorongan-dorongan akan pemuasan tertentu dari kebutuhan yang lebih dalam (Kotler, 1994:7). Untuk mengetahui mengapa konsumen memilih produk, merek, penjual, waktu pembelian, dan jumlah pembelian tertentu, maka diperlukan studi tentang sikap konsumen.
Model perilaku pembelian
menunjukkan bahwa sikap pembelian konsumen muncul sebagai respon terhadap
rangsangan yang diterima. Rangsangan itu berasal dari luar dirinya yaitu
rangsangan pemasaran dan rangsangan lingkungan. Rangsangan pemasaran meliputi
atribut-atribut produk yang diturunkan oleh pemasar kepada konsumen yang
biasanya dikelompokkan ke dalam bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan
promosi), sedangkan rangsangan lingkungan meliputi : lingkungan ekonomi,
teknologi, politik dan sosial-budaya. Rangsangan lingkungan umumnya tidak mudah
untuk dikendalikan oleh pemasar. Pemasar lebih mudah mempengaruhi sikap
konsumen melalui rangsangan pemasaran dari pada rangsangan lingkungan. Walaupun
demikian, pemasar tetap perlu mengetahui kondisi lingkungan agar mampu
mempengaruhi sikap konsumen dengan lebih efektif dan efisien. Pemasar perlu
memahami bagaimana latar belakang seorang pembeli (ciri-ciri pembeli) dapat
mempengaruhi perilaku pembeliannya dan bagaimana pembeli melewati proses pembuatan
keputusannya untuk membuat pilihan pembelian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar