Minggu, 08 Juni 2014

PENTINGNYA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS BAGI ANAK-ANAK DI DAERAH PELOSOK INDONESIA (TUGAS KELOMPOK)







Bahasa Inggris Bisnis
PENTINGNYA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS BAGI ANAK-ANAK DI DAERAH PELOSOK INDONESIA
Sebagai Tugas Dari Mata Kuliah Bahasa Inggris Bisnis










Kelas   : 4 EA 01



·         Ananda Paramitha      (10210633)
·         Indri Gustiantari         (13210537)
·         Restina Putri               (18210977)
·         Tulus Yulianti             (16210999)
·         Yodia Hadishtis          (18210634)







UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN 2010
JAKARTA

 

1.      PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
            Saat ini dunia telah memasuki sebuah era dimana era tersebut teah menuntut setiap umat manusia untuk terus maju dan berinovasi. Ya, era tersebut adalah era globalisasi. Di dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembatas-pembatas yang dahulu ada diantara satu bangsa dengan bansga yang lain menjadi semakin tipis bahkan hampir bisa dibilang “tak ada lagi batasan”. Bayangkan saja, saat ini setiap orang dapat dengan bebas bersuara tanpa perlu takut suara serta aspirasinya tak di dengar. Setiap orang kini bisa dengan bebas memegang teguh hak-hak kebebasnannya sebagai manusia, dimana pada hakikatnya manusia memiliki hak untuk dapat bebas bersuara dan berpendapat, memperoleh pendidikan yang layak, dan mendapatkan rasa aman sehingga terbebas dari rasa takut dan ancaman. Yang menjadi perhatian disini adalah hak-hak manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Jika kita telaah lebih mendalam lagi, kita bisa lihat bahwa ternyata masih banyak sekali diluar sana orang-orang yang tidak bisa mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan dengan layak. Bagaimana ini bisa terjadi di era globalisasi seperti ini? Bukankah di zaman yang sudah serba teknologi seperti saat ini kita semua dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman? Bagaimana mungkin sebuah teknologi canggih bisa terlahir dari tangan-tangan manusia yang diciptakan dengan kemampuan otak yang luar biasa jika tidak didapat melalui pendidikan?
            Salah satu aspek penting dari pendidikan itu sendiri adalah bahasa. Ya, bahasa menjadi sangat penting karena dengan bahasa lah seluruh ilmu yang ada di muka bumi ini dapat kita pelajari. Mulai dari ilmu peniggalan dari zaman pra-sejarah, sampai ilmu paling mutakhir di era globalisasi pun semuanya dipelajari dengan media “bahasa”. Proses kehidupan yang paling mendasar yaitu komunikasi menggunakan media bahasa sebagai suatu alat atau media untuk saling berinteraksi satu sama lain. Apa jadinya jika di dunia ini tidak ada bahasa? Sudah pasti tidak akan ada kehidupan dan peradaban di dunia ini karena tidak adanya proses interaksi yang berjalan. Fitrah manusia sendiri adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat hidup sendirian. Sepanjang hidupanya manusia akan saling membutuhkan satu sama lain dan melakukan komunikasi. Proses komunikasi antarmanusia inilah yang kemudian melahirkan “bahasa’, sebagai media perantara dalam menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya.
            Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Agar sebuah komunikasi dapat berlangsung secara baik maka bahasa yang digunakan antara komunikator dan komunikan harus dapat dimengerti satu sama lain. Bahasa di dunia sangat kompleks, maka untuk dapat berkomunikasi antarbangsa disepakati adanya bahasa internasional. Pada forum PBB ada tujuh bahasa internasional yang disepakati, yaitu bahasa Mandarin, bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Prancis, bahasa Jerman, bahasa Rusia, dan bahasa Arab.
            Salah satu bahasa yang memiliki peran amat penting di dunia adalah bahasa Inggris. Ya, bahasa Inggris menjadi salah satu “bahasa resmi” dunia, dan bahsa Inggris juga lah yang digunakan oleh para petinggi-petinggi negara di dunia ketika mereka semua mengadakan suatu pertemuan. Begitu pentingnya peranan bahasa Inggris karena dengan bahasa Inggrislah terjadi suatu proses interaksi dan komunikasi antarbangsa. Setiap bangsa dapat saling bertukar informasi penting, berbagi ilmu, berbagi sumber daya, dan pada akhirnya terciptalah suatu hubungan pergaulan lintas bangsa.
            Menurut Gladdol (1997) dikutip dari pidato pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris, Prof. H. Ali Saukah, bahasa Inggris memiliki beberapa peranan penting, terutama di masa mendatang, sebagai alat komunikasi global dan penyerapan ilmu dan teknologi : (1) Bahasa Inggris sebagai bahasa pertama yang digunakan di 43 negara, seluruhnya sekitar 75 juta orang, (2) Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua digunakan di 63 negara, seluruhnya sekitar 375 orang, dan sebagian cenderung berubah status menjadi pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, (3) Bahasa Inggris mengalami transisi dari statusnya sebagai bahasa asing kedua di 19 negara (Indonesia tidak termasuk didalam daftar ini), (4) ada sejumlah 750 juta orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa asing, dan diantara jumlah ini akan berubah menjadi pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, dan (5) jumlah buku yang diterbitkan di dunia selama ini sebagian besar diterbitkan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, jumlah buku yang diterbitkan dalam bahasa Cina kurang dari setengah jumlah buku yang diterbitkan dalam bahasa Inggris; dan (6) ada sejumlah 60 negara yang menerbitkan buku dalam bahasa Inggris.
            Lingkup pergaulan lintas bangsa telah meyebabkan bahasa Inggris menjadi bahasa yang umum digunakan sebagai bahasa pengantar utama dan mendorong setiap orang untuk mampu berbahasa Inggris. Ditambah lagi makin banyakya perusahaan-perusahaan asing yang berbondong-bondong berinvestasi dan mendirikan perusahaan di Indonesia menjadi salah satu pemicu utama masyarakat Indonesia untuk mampu berbicara dalam bahasa Inggris. Jika tidak mampu berbicara bahasa Inggris, maka sudah bisa dipastikan kita akan kalah bersaing dalam pergaulan global dan tertinggal oleh mereka-mereka yang memiliki nilai plus atau nilai tambah karena mampu berbahasa Inggris. Ditambah lagi Indonesia harus segera bersiap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015. Sudah mendjadi suatu rahasia umum bahwa dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti akan terjadi serbuan tenaga kerja asing ke Indonesia yang lebih besar lagi dari saat ini, akan ada serbuan perusahaan asing yang berlomba-lomba mendirikan perusahaannya di Indonesia, dan sebagai akibatnya akan terjadi persaingan yang semakin ketat lagi dalam hal meraih kesempatan bekerja dan mengembangkan diri di Indonesia. Kemampuan berbahasa Inggris hampir bisa dikatakan syarat utama masyarakat indonesia untuk  survive di tengah persaingan global. Jika tidak maka kita akan tergerus oleh ketatnya persaingan. Kita bisa tengok negara tetangga kita yang paling dekat seperti Malaysia atau Singapura. Mereka sudah menggunakan bahasa Inggris as a second languange dan hal ini sudah diterapkan sejak dimasa kanak-kanak sehingga masyarakat Malasyia dan Singapura sudah sangat lekat dengan bahasa Inggris. Lalu, mengapa kita belum bisa seperti para tetangga kita tersebut? Apakah kemampuan berbahasa Inggris menjadi syarat paling dasar dan utama untuk seseorang agar mampu bersaing di pergaulan global? Lalu bagaimana dengan bangsa kita? Apakah kita sudah cukup menyadari arti penting kemampuan berbahasa asing sebagai bekal utama dalam upaya menghadapi ketatnya persaingan global?
            Sekarang, mari kita tengok wajah pendidikan Indonesia saat ini. Pendidikan, masih saja menjadi barang mahal di tanah saudara-saudara kita yang jauh dari pusat. Bangunan yang hampir roboh, fasilitas yang kurang memadai, jarak yang jauh dan terjal, kurangnya tenaga pengajar, dan masalah-masalah lain masih saja terjadi. Tidak meratanya akses pendidikan di daerah-daerah pelosok tanah air menjadi titik permasalahan yang amat serius. Pendidikan adalah hal yang amat penting dan setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sama halnya dengan warga yang berada didaerah-daerah terpencil dan pelosok diseluruh wilayah Indonesia, mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan sama dengan warga Indonesia lain yang tinggal di daerah perkotaan. Karena keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung proses pendidikan, maka pendidikan di daerah tersebut menjadi sangat minim dan memprihatinkan.

               
                Tidak meratanya akses pendidikan di daerah pelosok seperti wilayah Indonesia bagian timur menyebabkan anak-anak Indonesia tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti teman-teman mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Hal ini menyebabkan anak-anak dan warga di daerah pelosok dan terpencil menjadi buta aksara. Anak-anak dan warga tidak dapat membaca, menulis, dan berhitung yang disebabkan tidak adanya akses pendidikan di daerah tersebut. Berbicara tentang pedidikan bahasa Inggris yang didapatkan oleh anak-anak pelosok sudah tentu sangat jauh berbeda dengan mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Jangankan belajar bahasa Inggris, membaca saja mereka tidak bisa karena sebagian besar dari mereka buta huruf. Selain itu, banyak sekolah di Indonesia yang kekurangan literatur bahasa Inggris karena kurangnya akses atau kemampuan sekolah, perpustakaan, taman baca, organisasi dan institusi pendidikan untuk membeli buku bahasa Inggris, terutama di daerah pelosok.  Bahasa Inggris sangat penting untuk diperkenalkan, dipelajari, dan digunakan di kehidupan sehari-hari. Demi terciptanya insan Indonesia cerdas yang siap dan mampu bersaing serta menjawab tantangan di era globalisasi, maka pendidikan bahasa Inggris untuk anak-anak adalah “harus”. Bagaimana bisa kita bertahan di arus persaingan global jika tunas muda harapan bangsa minim mendapatkan pendidikan yang layak apalagi pendidikan bahasa asing sebagai salah satu modal utama dalam persaingan di era globalisasi. Pendidikan bahasa Inggris untuk anak-anak di daerah pelosok harus benar-benar mendapatkan perhatian yang serius. Tak hanya menjadi perhatian bagi pemerintah, namun juga bagi kita kaum mahasiswa sebagai salah satu agent of change yang diharapakan mampu membawa Indonesia ke perubahan yang lebih baik.

1.2.      Identifikasi Masalah
            Permasalahan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait satu sama lain. Peran pedidikan bahasa Inggris bagi anak-anak Indonesia di daerah pelosok harus benar-benar dikaji. Hal ini sangat berkaitan erat dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu memajukan kesejahteraan umum dan ikut mencerdaskan bangsa. Suatu bangsa yang besar haruslah memiliki insan-insan yang cerdas, berpendidikan, dan bermoral baik. Di era globalisasi ini kemampuan berbahasa Inggris menjadi modal utama dalam menghadapi persaingan global. Jika bahasa Inggris sudah ditanamkan sejak masa kecil, diharapkan hal tersebut mampu menjadi landasan yang kuat bagi generasi penerus bangsa untuk terus memajukan bangsanya di masa mendatang.

1.3.      Rumusan Masalah
            Kendala dasar dalam pemberian pendidikan bahasa Inggris bagi anak-anak di daerah pelosok Indonesia adalah sulitnya akses pendidikan di daerah-daerah pelosok yang menyebabkan tidak berjalannya proses pendidikan. Hal ini menjadi perhatian yang serius dikarenakan bahasa Inggris memiliki peranan yang sangat penting sebagai bekal dasar dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Sebagai bangsa yang terus berkembang maju, kemampuan berbahasa Inggris menjadi sangat penting sebagai salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa. Pendidikan bahsa Inggris harus diterapkan sedini mungkin semenjak masa kanak-akanak agar kelak di masa yang akan datang Indonsia bisa menggunakakn bahasa Inggris sebagai bahasa kedua seperti negara-negara lain di berbagai belahan dunia. Anak-anak yang sejatinya sebagai calon-calon penerus bangsa diharapkan mennjadi ujung tombak pembangunan bangsa di masa yang akan datang.
            Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran mengenai “Seberapa Pentingkah Peran Pendidikan Bahasa Inggris Bagi Anak-Anak Di Daerah Pelosok Indonesia? ”

1.4.      Tujuan
            Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menganalisis peranan bahasa Inggris sebagai bahasa yang harus dikuasai dalam upaya membekali diri untuk menghadapi persaingan di era globalisasi bagi anak-anak di daerah pelosok Indonesia.
2.      Mengetahui kendala-kendala dalam proses pemberian pendidikan bahasa Inggris bagi anak-anak di wilayah pelosok Indonesia.



2.      PEMBAHASAN

2.1        Peranan Bahasa Inggris Sebagai Bekal Dalam Menghadapi Persaingan Global
            Seperti kita ketahui bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa yang digunakan oleh hampir sebagian penduduk di dunia, dan digunakan oleh lebih dari 43 negara sebagai bahasa pertama dan 19 negara menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua yang digunakan. Hal ini menjadi bukti kuat bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa yang amat pentin guntuk dikuasai karena hampir lebih dari 750 juta orang dari 43 negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama. Para pemimpin dari berbagai negara di dunia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan ketika mereka mengadakan pertemuan, konferensi, dan sejenisnya. Bahasa Inggris disepakati sebagai bahasa international dan menjadi salah satu dari tujuh bahasa internasional yang disepakati oleh PBB.
            Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki posisi amat strategis harus mampu mengkuti persaingan global dan mampu tampil di pergaulan dunia. Hal utama yang harus dimiliki sebagai modal dalam menghadapi persaingan global adalah kemampuan berbahasa asing. Indonesia belum termasuk negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua seperti negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hal ini tentu akan menjadi penghambat Indonesia untuk mampu menjawab tantangan dalam menghadapi persaingan global. Kendala penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internsaional sangatlah esensial dan perlu diperhatikan secara khusus.



2.2        Analisa Kendala-kendala Dalam Proses Pemberian Pendidikan Bahasa Inggris Bagi Anak-anak di Wilayah Pelosok
a.      Tidak Meratanya Akses Pendidikan di Daerah-daerah Pelosok, Penyebab Utama Sulitnya Menerapkan Pendidikan Bahasa Inggris Bagi Anak-anak di Wilayah Pelosk Indonesia
            Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui pendidikan bahasa Inggris yang diterapkan sejak masa kanak-kanak. Namun, hal ini terbentur oleh satu hal penting yaitu tidak meratanya akses pendidikan di Indonesia. Anak-anak di wilayah pelosok sangat sulit mendapat akses untuk memperoleh pendidikan yang layak. Minimnya sarana dan prasarana yang ada, ditambah lagi kondisi geografis Indonesia yang sulit, menjadikan anak-anak di wilayah pelosok sangat sulit mendapat akses pendidikan. Inilah yang membedakan anak-anak di pelosok dengan mereka yang ada di perkotaan. Jangankan membaca, menulis, apalagi mengenal bahasa Inggris, kenal aksara saja tidak.
            Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
2.      Peningkatan mutu pendidikan
3.      Peningkatan relevansi pendidikan
4.      Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
5.      Pengembangan kebudayaan
6.      Pembinaan generasi muda
Masih Banyak Daerah Di Indonesia Yang Belum Tersentuh Oleh Pendidikan Yang Layak.
            Inilah “PR” terbesar Indonesia, bagaimana memecahkan masalah pendidikan yang tak kunjung ada solusinya. Sulitnya akses pendidikan di daerah-daerah pelosok negeri ini menjadi salah satu kendala terbesar dunia pendidikan Indonesia. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang proses belajar-mengajar membuat proses pendidikan di daerah pelosok menjadi sangat tertinggal jauh dengan mereka yang ada di kawasan perkotaan. Nasib anak-anak pelosok sangat timpang dan kontras sekali dengan mereka yang “anak kota”. Jangankan mengenal bahasa Inggris, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional saja mereka masih kaku. Mengapa hal ini bisa terjadi?
            Bayangkan, kita sering melihat di berbagai pemberitaan di meid cetak maupun elektronik anak-anak pelosok harus menempuh jarak berkilo-kilo meter berjalan kakai untuk bisa sampai ke sekolah. Bukan hanya itu, mereka harus menyebrangi sungai, mendaki dan menuruni bukit, bahkan ada yang samapi harus melewati jembatan gantung yang sangat berbahaya bagi keselamatan mereka. Semua itu harus mereka lalui demi bisa samapai di sekolah dan belajar dengan guru serta teman-teman. Ironis bukan?  Inilah yang menjadi alasan emngapa banyak anak-anak di pelosok Indonesia yang belum bisa mengenyam pendidikan yang layak karen auntuk mencapai sekolah saja mereka harus menempuh perjalanan yang sangat sulit. Jangankan berbahasa Inggris, mengenal alfabet saja mereka tidak... bagaimana mereka bisa mengkases informsai bahwa ada sebuah tempat di Belanda sana yang sangat indah bernama Taman Keukenhoff, sebuah taman bunga yang keindahannya sudah diakui dunia, sedangkan membaca saja mereka tidak bisa...? atau tahukah mereka siapa saja presiden Indonesia dari pertama Indonesia merdeka hingga saat ini? Pendidikan lah yang akan menjadi jendela dunia mereka kelak. Pendidikan pulalah yang akan mengantarkan mereka menjejaki kaki di penjuru dunia dan melihat keindahan di berbagai belahan dunia.
            Pendidikan merupakan hal yang amat penting. Anak-anak yang berada di daerah-daerah pelosok dan terpencil juga harus mendapatkan pendidikan yang layak. Namun, karena terbatasnya sarana dan prasarana yang ada, maka pendidikan di daerah-daerah tersebut masih sangat minim, bahkan tidak ada. Bukankah hak setiap manusia untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak? Bahkan dalam ajaran agam pun disebutkkan bahwa wajb hukumnya untuk menuntut ilmu, bahkan ilmu itu harus terus dipelajari sampai maut menjemput. Mengapa pendidikan menjadi sangat penting? Karena pendidikan lah yang akan mengangkat derajat kehidupan seseroang. Pendidikan dapat merubah suatu bangsa menjadi lebih terhormat, karena pendidikan adalah investasi seumur hidup yang tak ternilai harganya.

b.      Kurangnya Tenaga Pendidikan Bahasa Asing Di Daerah Pelosok
            Selain sulitnya akses pendidikan di daerah pelosok, satu lagi yang perlu menjadi perhatian serius terkait masalah pendidikan di Indonesia. Kurangnya tenaga pengajar atau guru di daerah pelosok menjadi penyebab utama mengapa masih banyak anak indonesia di daerah pelosok yang tidak bisa membaca.
            Banyak guru yang kurang berminat untuk mengajar di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Kondisi geografis yang sulit ditempuh menjadi salah satu alasan kurangnya guru di daerah-daerah terpencil dan pelosok. Medan yang jauh dan sulit ditempuh menjadi salah satu penyebab banyak guru yang tidak mau mengajar di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Kurangnya jumlah guru di daerah-daerah terpencil perlu menjadi bahan kajian bagi kita semua agar pendidikan dapat merata di semua daerah di tanah air, tidak terkecuali daerah pelosok dan terpencil.
            Penghargaan (reward) adalah bagian dari pendidikaan. Sepertinya pemerintah saat ini kurang memperhatikan pemberian penghargaan di level pendidikan ini. Penghargaan bukan hanya berbentuk uang tunai atau lembar piagam saja, namun kesempatan bagi anak didik terbaik dan pendidik terbaik dalam jenjang ini untuk memperoleh kesempatan dalam pendidikan jenjang berikutnya. Misalnya beasiswa belajar, atau pertukaran siswa/ guru nasional dan lain sebagainya.
            Dunia Teknologi Informasi (IT) juga sudah saatnya diperkenalkan pada jenjang ini. Setiap SD harus sudah memiliki perpustakaan dan warnet. Teknologi komunikasi saat ini sangat pesat perkembangannya, dan sudah waktunya pemerintah mewajibkan pengusaha jaringan telekomukasi memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah dasar di negeri ini melalui jaringan internet.
            Setiap dinas pendidikan sudah saatnya memiliki pusat (server) IT untuk wilayah masing-masing. Perangkat lunak (software) yang berhubungan langsung dengan dunia pendidikan harus diberikan oleh pemerintah secara cuma-cuma dengan lisensi khusus.

            Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Pemerataan
            Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah  pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut  jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi geografis.
            Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
            Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.

2.      Mutu dan Relevansi
            Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.
            Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar.
            Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti  tekonologi industri.

3.      Efisiensi dan efektivitas
            Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
            Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.  Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.

            Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai berikut:

1.      Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi baru dalam segala bidang, baik bidang social, ekonomi, hokum, pertanian dan lain sebagainya.
            Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan kepada tantangan dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya.

2.      Laju Pertumbuhan penduduk
            Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh tehadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan. Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada jumlah peserta didik. Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan sekolah-sekolah unutk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.
            Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, Indonesia dihadapkan kepada masalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Tidak heran jika perencanaan, sarana dan prasarana pendidikan di suatu daerah terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini diakibatkan karena lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut. Keadaan seperti ini adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan.

3.      Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).











3.      PENUTUP

3.1        Kesimpulan
            Dari papa yang telah dianalisa leh penulis, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Bahasa Inggris memiliki peran yang amat penting sebagai bekal utama dalam upaya menghadaai persaingan di era globalisasi. Bahasa Inggris merupakan bahasa internsional yang telah dkukuhkan oleh PBB sebagai salah satu dari tujuh bahasa internasional yang digunakan di dunia. Kemampuan berbahasa Inggris menjadi modal yang amat penting agar mampu bersaing dan bertahan di tengah pergaulan dunia yang semakin maju dari masa-kemasa.
2.      Bahasa Inggris harus diterapkan sejak masa kanak-kanak untuk menjadi bekal dasar anak-anak Indonesia kelak dalam meghadapi persaingan global.
3.      Kendala utama dalam proses pemberian pendidkan bahsa Inggris bagi anak-anak Indonesia khususnya di daerah pelosok adalah tidak meratanya akses pendidikan dan kurangnya tenaga pengajar bahasa Inggris di daerah pelosok. Hal ini menyebabkan anak-anak Indonesia di daerah pelosok menjadi buta aksara dan sulit untuk mendapat pendidikan bahasa Inggris.
4.      Pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.

3.2        Saran
            Diperlukan adanya perhatian penuh dari pemerintah dan berbagai kalangan terkait untuk serius memperhatikan masalah pendidikan bahasa Inggris bagi anak-anak di wilayah pelosok. Pemerintah bisa bekerjasama misalnya saja dengan kaum akademisi untuk membuat suatu program dimana pemerintah mengadakan training untuk para calon pengajar yang memiliki perhatian dan minat untuk ikut serta dalam mendidik anak-anak di daerah pelosok agar kenal bahasa Inggris. Kemudian para calonn pengajar ini di kirim ke berbagai wilayah untuk mennjadi tenaga pengajar bagi anak-anak pelosok. Diharapakan dengan hal ini pemerintah dapat menyebar banyak tenaga pengajar ke seluruh wilayah di Indonesia dan secara perlahan tapi pasti tidak ada lagi buta aksara pada anak-anak pelosok. Dan anak-anak pelosok pun bisa mendapatkan kesempatan yang sama seperti teman-teman mereka di kota untuk kenal dan bisa berbicara bahasa Inggris. Karena, anak-anak yang mereka didik sekarang akan menjadi penentu maju mundurnya negara di masa yang akan datang. Semoga Indonesia bisa enjadi bangsa besar yang mampu berdiri dengan kakinya sendiri menghadapi arus globalisasi yang semakin deras. Dan anak-anak Indonesia ah yang akan menajdi ujung tombak bangsa untuk membawa Indonesia ke masa depan yang lebih gemilang.








4.      DAFTAR PUSTAKA

Redirected to jbptunikompp-gdl-s1-2006-akhmadarfi-2228-8.-bab-i-9.doc
http://library.um.ac.id/images/stories/pidatogurubesar/gurubesar/Pengajaran%20Bahasa%20Inggris%20di%20Indonesia%20Tinjauan%20Terhadap%20Unjuk%20Kerja%20Pembelajar%20serta%20Upaya%20Peningkatannya%20-%20%20Prof.%20H.%20Ali%20Saukah,%20M.A.,%20Ph.D..pdf
http://bahasa.kompasiana.com/2013/02/18/indonesia-maju-melalui-bahasa-inggris-bisa-534670.html
http://buguru-lina.blogspot.com/2012/12/mahasiswadi-ujung-ende-sebagaimana_2188.html
http://isaninside.files.wordpress.com/2008/06/permasalahan_pendidikan_-ihsan.doc



Tidak ada komentar:

Posting Komentar