|
|
|
|
Bahasa
Inggris Bisnis
PENTINGNYA PENDIDIKAN BAHASA
INGGRIS BAGI ANAK-ANAK DI DAERAH PELOSOK INDONESIA
Sebagai Tugas Dari
Mata Kuliah Bahasa Inggris Bisnis
Kelas : 4 EA 01
·
Ananda Paramitha (10210633)
·
Indri Gustiantari (13210537)
·
Restina Putri (18210977)
·
Tulus Yulianti (16210999)
·
Yodia
Hadishtis (18210634)
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN 2010
JAKARTA
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Saat ini dunia telah
memasuki sebuah era dimana era tersebut teah menuntut setiap umat manusia untuk
terus maju dan berinovasi. Ya, era tersebut adalah era globalisasi. Di dalam
era globalisasi seperti sekarang ini, pembatas-pembatas yang dahulu ada diantara
satu bangsa dengan bansga yang lain menjadi semakin tipis bahkan hampir bisa
dibilang “tak ada lagi batasan”. Bayangkan saja, saat ini setiap orang dapat
dengan bebas bersuara tanpa perlu takut suara serta aspirasinya tak di dengar.
Setiap orang kini bisa dengan bebas memegang teguh hak-hak kebebasnannya
sebagai manusia, dimana pada hakikatnya manusia memiliki hak untuk dapat bebas
bersuara dan berpendapat, memperoleh pendidikan yang layak, dan mendapatkan
rasa aman sehingga terbebas dari rasa takut dan ancaman. Yang menjadi perhatian
disini adalah hak-hak manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Jika
kita telaah lebih mendalam lagi, kita bisa lihat bahwa ternyata masih banyak
sekali diluar sana orang-orang yang tidak bisa mendapatkan haknya untuk
memperoleh pendidikan dengan layak. Bagaimana ini bisa terjadi di era
globalisasi seperti ini? Bukankah di zaman yang sudah serba teknologi seperti
saat ini kita semua dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman? Bagaimana
mungkin sebuah teknologi canggih bisa terlahir dari tangan-tangan manusia yang
diciptakan dengan kemampuan otak yang luar biasa jika tidak didapat melalui
pendidikan?
Salah satu aspek
penting dari pendidikan itu sendiri adalah bahasa. Ya, bahasa menjadi sangat
penting karena dengan bahasa lah seluruh ilmu yang ada di muka bumi ini dapat
kita pelajari. Mulai dari ilmu peniggalan dari zaman pra-sejarah, sampai ilmu
paling mutakhir di era globalisasi pun semuanya dipelajari dengan media
“bahasa”. Proses kehidupan yang paling mendasar yaitu komunikasi menggunakan
media bahasa sebagai suatu alat atau media untuk saling berinteraksi satu sama
lain. Apa jadinya jika di dunia ini tidak ada bahasa? Sudah pasti tidak akan
ada kehidupan dan peradaban di dunia ini karena tidak adanya proses interaksi
yang berjalan. Fitrah manusia sendiri adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat hidup sendirian. Sepanjang hidupanya
manusia akan saling membutuhkan satu sama lain dan melakukan komunikasi. Proses
komunikasi antarmanusia inilah yang kemudian melahirkan “bahasa’, sebagai media
perantara dalam menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya.
Bahasa merupakan alat
komunikasi yang sangat penting. Agar sebuah komunikasi dapat berlangsung secara
baik maka bahasa yang digunakan antara komunikator dan komunikan harus dapat
dimengerti satu sama lain. Bahasa di dunia sangat kompleks, maka untuk dapat berkomunikasi
antarbangsa disepakati adanya bahasa internasional. Pada forum PBB ada tujuh
bahasa internasional yang disepakati, yaitu bahasa Mandarin, bahasa Inggris,
bahasa Spanyol, bahasa Prancis, bahasa Jerman, bahasa Rusia, dan bahasa Arab.
Salah satu bahasa yang
memiliki peran amat penting di dunia adalah bahasa Inggris. Ya, bahasa Inggris
menjadi salah satu “bahasa resmi” dunia, dan bahsa Inggris juga lah yang
digunakan oleh para petinggi-petinggi negara di dunia ketika mereka semua
mengadakan suatu pertemuan. Begitu pentingnya peranan bahasa Inggris karena
dengan bahasa Inggrislah terjadi suatu proses interaksi dan komunikasi
antarbangsa. Setiap bangsa dapat saling bertukar informasi penting, berbagi
ilmu, berbagi sumber daya, dan pada akhirnya terciptalah suatu hubungan
pergaulan lintas bangsa.
Menurut Gladdol (1997)
dikutip dari pidato pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa
Inggris, Prof. H. Ali Saukah, bahasa Inggris memiliki beberapa peranan penting,
terutama di masa mendatang, sebagai alat komunikasi global dan penyerapan ilmu
dan teknologi : (1) Bahasa Inggris sebagai bahasa pertama yang digunakan di 43
negara, seluruhnya sekitar 75 juta orang, (2) Bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua digunakan di 63 negara, seluruhnya sekitar 375 orang, dan sebagian
cenderung berubah status menjadi pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa
pertama, (3) Bahasa Inggris mengalami transisi dari statusnya sebagai bahasa
asing kedua di 19 negara (Indonesia tidak termasuk didalam daftar ini), (4) ada
sejumlah 750 juta orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa asing,
dan diantara jumlah ini akan berubah menjadi pengguna bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua, dan (5) jumlah buku yang diterbitkan di dunia selama ini sebagian
besar diterbitkan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, jumlah buku yang
diterbitkan dalam bahasa Cina kurang dari setengah jumlah buku yang diterbitkan
dalam bahasa Inggris; dan (6) ada sejumlah 60 negara yang menerbitkan buku
dalam bahasa Inggris.
Lingkup pergaulan lintas
bangsa telah meyebabkan bahasa Inggris menjadi bahasa yang umum digunakan
sebagai bahasa pengantar utama dan mendorong setiap orang untuk mampu berbahasa
Inggris. Ditambah lagi makin banyakya perusahaan-perusahaan asing yang berbondong-bondong
berinvestasi dan mendirikan perusahaan di Indonesia menjadi salah satu pemicu
utama masyarakat Indonesia untuk mampu berbicara dalam bahasa Inggris. Jika
tidak mampu berbicara bahasa Inggris, maka sudah bisa dipastikan kita akan
kalah bersaing dalam pergaulan global dan tertinggal oleh mereka-mereka yang
memiliki nilai plus atau nilai tambah karena mampu berbahasa Inggris. Ditambah
lagi Indonesia harus segera bersiap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
di tahun 2015. Sudah mendjadi suatu rahasia umum bahwa dengan dimulainya
Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti akan terjadi serbuan tenaga kerja asing ke
Indonesia yang lebih besar lagi dari saat ini, akan ada serbuan perusahaan
asing yang berlomba-lomba mendirikan perusahaannya di Indonesia, dan sebagai
akibatnya akan terjadi persaingan yang semakin ketat lagi dalam hal meraih
kesempatan bekerja dan mengembangkan diri di Indonesia. Kemampuan berbahasa Inggris
hampir bisa dikatakan syarat utama masyarakat indonesia untuk survive di
tengah persaingan global. Jika tidak maka kita akan tergerus oleh ketatnya
persaingan. Kita bisa tengok negara tetangga kita yang paling dekat seperti
Malaysia atau Singapura. Mereka sudah menggunakan bahasa Inggris as a second languange dan hal ini sudah
diterapkan sejak dimasa kanak-kanak sehingga masyarakat Malasyia dan Singapura
sudah sangat lekat dengan bahasa Inggris. Lalu, mengapa kita belum bisa seperti
para tetangga kita tersebut? Apakah kemampuan berbahasa Inggris menjadi syarat
paling dasar dan utama untuk seseorang agar mampu bersaing di pergaulan global?
Lalu bagaimana dengan bangsa kita? Apakah kita sudah cukup menyadari arti
penting kemampuan berbahasa asing sebagai bekal utama dalam upaya menghadapi
ketatnya persaingan global?
Sekarang, mari kita
tengok wajah pendidikan Indonesia saat ini. Pendidikan, masih saja menjadi
barang mahal di tanah saudara-saudara kita yang jauh dari pusat. Bangunan yang
hampir roboh, fasilitas yang kurang memadai, jarak yang jauh dan terjal,
kurangnya tenaga pengajar, dan masalah-masalah lain masih saja terjadi. Tidak meratanya akses pendidikan di
daerah-daerah pelosok tanah air menjadi titik permasalahan yang amat serius. Pendidikan
adalah hal yang amat penting dan setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan yang layak. Sama halnya dengan warga yang berada didaerah-daerah
terpencil dan pelosok diseluruh wilayah Indonesia, mereka memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan sama dengan warga Indonesia
lain yang tinggal di daerah perkotaan. Karena keterbatasan sarana dan prasarana
yang mendukung proses pendidikan, maka pendidikan di daerah tersebut menjadi
sangat minim dan memprihatinkan.
Tidak
meratanya akses pendidikan di daerah pelosok seperti wilayah Indonesia bagian
timur menyebabkan anak-anak Indonesia tidak bisa mendapatkan pendidikan yang
layak seperti teman-teman mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Hal ini
menyebabkan anak-anak dan warga di daerah pelosok dan terpencil menjadi buta
aksara. Anak-anak dan warga tidak dapat membaca, menulis, dan berhitung yang
disebabkan tidak adanya akses pendidikan di daerah tersebut. Berbicara tentang
pedidikan bahasa Inggris yang didapatkan oleh anak-anak pelosok sudah tentu
sangat jauh berbeda dengan mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Jangankan
belajar bahasa Inggris, membaca saja mereka tidak bisa karena sebagian besar
dari mereka buta huruf. Selain itu, banyak
sekolah di Indonesia yang kekurangan literatur bahasa Inggris karena kurangnya
akses atau kemampuan sekolah, perpustakaan, taman baca, organisasi dan
institusi pendidikan untuk membeli buku bahasa Inggris, terutama di daerah
pelosok. Bahasa Inggris
sangat penting untuk diperkenalkan, dipelajari, dan digunakan di kehidupan
sehari-hari. Demi terciptanya insan Indonesia cerdas yang siap dan mampu bersaing
serta menjawab tantangan di era globalisasi, maka pendidikan bahasa Inggris
untuk anak-anak adalah “harus”. Bagaimana bisa kita bertahan di arus persaingan
global jika tunas muda harapan bangsa minim mendapatkan pendidikan yang layak
apalagi pendidikan bahasa asing sebagai salah satu modal utama dalam persaingan
di era globalisasi. Pendidikan bahasa Inggris untuk anak-anak di daerah pelosok
harus benar-benar mendapatkan perhatian yang serius. Tak hanya menjadi
perhatian bagi pemerintah, namun juga bagi kita kaum mahasiswa sebagai salah
satu agent of change yang diharapakan
mampu membawa Indonesia ke perubahan yang lebih baik.
1.2. Identifikasi Masalah
Permasalahan
pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih
jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk
disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait
satu sama lain. Peran pedidikan bahasa Inggris bagi anak-anak Indonesia di
daerah pelosok harus benar-benar dikaji. Hal ini sangat berkaitan erat dengan
cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu memajukan kesejahteraan umum dan ikut
mencerdaskan bangsa. Suatu bangsa yang besar haruslah memiliki insan-insan yang
cerdas, berpendidikan, dan bermoral baik. Di era globalisasi ini kemampuan
berbahasa Inggris menjadi modal utama dalam menghadapi persaingan global. Jika
bahasa Inggris sudah ditanamkan sejak masa kecil, diharapkan hal tersebut mampu
menjadi landasan yang kuat bagi generasi penerus bangsa untuk terus memajukan
bangsanya di masa mendatang.
1.3. Rumusan Masalah
Kendala
dasar dalam pemberian pendidikan bahasa Inggris bagi anak-anak di daerah
pelosok Indonesia adalah sulitnya akses pendidikan di daerah-daerah pelosok
yang menyebabkan tidak berjalannya proses pendidikan. Hal ini menjadi perhatian
yang serius dikarenakan bahasa Inggris memiliki peranan yang sangat penting
sebagai bekal dasar dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Sebagai
bangsa yang terus berkembang maju, kemampuan berbahasa Inggris menjadi sangat
penting sebagai salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa. Pendidikan bahsa
Inggris harus diterapkan sedini mungkin semenjak masa kanak-akanak agar kelak
di masa yang akan datang Indonsia bisa menggunakakn bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua seperti negara-negara lain di berbagai belahan dunia. Anak-anak
yang sejatinya sebagai calon-calon penerus bangsa diharapkan mennjadi ujung
tombak pembangunan bangsa di masa yang akan datang.
Dari latar belakang
diatas dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran mengenai “Seberapa Pentingkah Peran
Pendidikan Bahasa Inggris Bagi Anak-Anak Di Daerah Pelosok Indonesia? ”
1.4.
Tujuan
Adapun
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Menganalisis
peranan bahasa Inggris sebagai bahasa yang harus dikuasai dalam upaya membekali
diri untuk menghadapi persaingan di era globalisasi bagi anak-anak di daerah
pelosok Indonesia.
2. Mengetahui
kendala-kendala dalam proses pemberian pendidikan bahasa Inggris bagi anak-anak
di wilayah pelosok Indonesia.
2. PEMBAHASAN
2.1
Peranan
Bahasa Inggris Sebagai Bekal Dalam Menghadapi Persaingan Global
Seperti kita ketahui
bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa yang digunakan oleh hampir sebagian
penduduk di dunia, dan digunakan oleh lebih dari 43 negara sebagai bahasa
pertama dan 19 negara menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua yang
digunakan. Hal ini menjadi bukti kuat bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa yang
amat pentin guntuk dikuasai karena hampir lebih dari 750 juta orang dari 43
negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama. Para pemimpin
dari berbagai negara di dunia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa yang
digunakan ketika mereka mengadakan pertemuan, konferensi, dan sejenisnya.
Bahasa Inggris disepakati sebagai bahasa international
dan menjadi salah satu dari tujuh bahasa internasional yang disepakati oleh
PBB.
Indonesia sebagai salah
satu negara berkembang yang memiliki posisi amat strategis harus mampu mengkuti
persaingan global dan mampu tampil di pergaulan dunia. Hal utama yang harus
dimiliki sebagai modal dalam menghadapi persaingan global adalah kemampuan berbahasa
asing. Indonesia belum termasuk negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua seperti negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hal ini tentu
akan menjadi penghambat Indonesia untuk mampu menjawab tantangan dalam
menghadapi persaingan global. Kendala penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa
internsaional sangatlah esensial dan perlu diperhatikan secara khusus.
2.2
Analisa
Kendala-kendala Dalam Proses Pemberian Pendidikan Bahasa Inggris Bagi Anak-anak
di Wilayah Pelosok
a.
Tidak
Meratanya Akses Pendidikan di Daerah-daerah Pelosok, Penyebab Utama Sulitnya
Menerapkan Pendidikan Bahasa Inggris Bagi Anak-anak di Wilayah Pelosk Indonesia
Salah
satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui pendidikan bahasa
Inggris yang diterapkan sejak masa kanak-kanak. Namun, hal ini terbentur oleh
satu hal penting yaitu tidak meratanya akses pendidikan di Indonesia. Anak-anak
di wilayah pelosok sangat sulit mendapat akses untuk memperoleh pendidikan yang
layak. Minimnya sarana dan prasarana yang ada, ditambah lagi kondisi geografis
Indonesia yang sulit, menjadikan anak-anak di wilayah pelosok sangat sulit
mendapat akses pendidikan. Inilah yang membedakan anak-anak di pelosok dengan
mereka yang ada di perkotaan. Jangankan membaca, menulis, apalagi mengenal
bahasa Inggris, kenal aksara saja tidak.
Permasalahan Pendidikan
Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program
pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No.
II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Perluasan
dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
2. Peningkatan
mutu pendidikan
3. Peningkatan
relevansi pendidikan
4. Peningkatan
Efisiensi dan efektifitas pendidikan
5. Pengembangan
kebudayaan
6. Pembinaan
generasi muda
Masih Banyak Daerah Di
Indonesia Yang Belum Tersentuh Oleh Pendidikan Yang Layak.
Inilah
“PR” terbesar Indonesia, bagaimana memecahkan masalah pendidikan yang tak
kunjung ada solusinya. Sulitnya
akses pendidikan di daerah-daerah pelosok negeri ini menjadi salah satu kendala
terbesar dunia pendidikan Indonesia. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang
proses belajar-mengajar membuat proses pendidikan di daerah pelosok menjadi
sangat tertinggal jauh dengan mereka yang ada di kawasan perkotaan. Nasib anak-anak pelosok sangat
timpang dan kontras sekali dengan mereka yang “anak kota”. Jangankan mengenal
bahasa Inggris, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional saja
mereka masih kaku. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Bayangkan, kita sering
melihat di berbagai pemberitaan di meid cetak maupun elektronik anak-anak
pelosok harus menempuh jarak berkilo-kilo meter berjalan kakai untuk bisa
sampai ke sekolah. Bukan hanya itu, mereka harus menyebrangi sungai, mendaki
dan menuruni bukit, bahkan ada yang samapi harus melewati jembatan gantung yang
sangat berbahaya bagi keselamatan mereka. Semua itu harus mereka lalui demi
bisa samapai di sekolah dan belajar dengan guru serta teman-teman. Ironis
bukan? Inilah yang menjadi alasan
emngapa banyak anak-anak di pelosok Indonesia yang belum bisa mengenyam
pendidikan yang layak karen auntuk mencapai sekolah saja mereka harus menempuh
perjalanan yang sangat sulit. Jangankan berbahasa Inggris, mengenal alfabet
saja mereka tidak... bagaimana mereka bisa mengkases informsai bahwa ada sebuah
tempat di Belanda sana yang sangat indah bernama Taman Keukenhoff, sebuah taman
bunga yang keindahannya sudah diakui dunia, sedangkan membaca saja mereka tidak
bisa...? atau tahukah mereka siapa saja presiden Indonesia dari pertama
Indonesia merdeka hingga saat ini? Pendidikan lah yang akan menjadi jendela
dunia mereka kelak. Pendidikan pulalah yang akan mengantarkan mereka menjejaki
kaki di penjuru dunia dan melihat keindahan di berbagai belahan dunia.
Pendidikan merupakan hal yang amat penting. Anak-anak
yang berada di daerah-daerah pelosok dan terpencil juga harus mendapatkan
pendidikan yang layak. Namun, karena terbatasnya sarana dan prasarana yang ada,
maka pendidikan di daerah-daerah tersebut masih sangat minim, bahkan tidak ada. Bukankah hak setiap manusia untuk
bisa mendapatkan pendidikan yang layak? Bahkan dalam ajaran agam pun
disebutkkan bahwa wajb hukumnya untuk menuntut ilmu, bahkan ilmu itu harus
terus dipelajari sampai maut menjemput. Mengapa pendidikan menjadi sangat
penting? Karena pendidikan lah yang akan mengangkat derajat kehidupan
seseroang. Pendidikan dapat merubah suatu bangsa menjadi lebih terhormat,
karena pendidikan adalah investasi seumur hidup yang tak ternilai harganya.
b.
Kurangnya
Tenaga Pendidikan Bahasa Asing Di Daerah Pelosok
Selain sulitnya akses
pendidikan di daerah pelosok, satu lagi yang perlu menjadi perhatian serius
terkait masalah pendidikan di Indonesia. Kurangnya tenaga pengajar atau guru di
daerah pelosok menjadi penyebab utama mengapa masih banyak anak indonesia di
daerah pelosok yang tidak bisa membaca.
Banyak guru yang kurang
berminat untuk mengajar di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Kondisi
geografis yang sulit ditempuh menjadi salah satu alasan kurangnya guru di
daerah-daerah terpencil dan pelosok. Medan yang jauh dan sulit ditempuh menjadi
salah satu penyebab banyak guru yang tidak mau mengajar di daerah-daerah
pelosok dan terpencil. Kurangnya jumlah guru di daerah-daerah terpencil perlu
menjadi bahan kajian bagi kita semua agar pendidikan dapat merata di semua
daerah di tanah air, tidak terkecuali daerah pelosok dan terpencil.
Penghargaan (reward)
adalah bagian dari pendidikaan. Sepertinya pemerintah saat ini kurang
memperhatikan pemberian penghargaan di level pendidikan ini. Penghargaan bukan
hanya berbentuk uang tunai atau lembar piagam saja, namun kesempatan bagi anak
didik terbaik dan pendidik terbaik dalam jenjang ini untuk memperoleh
kesempatan dalam pendidikan jenjang berikutnya. Misalnya beasiswa belajar, atau
pertukaran siswa/ guru nasional dan lain sebagainya.
Dunia Teknologi
Informasi (IT) juga sudah saatnya diperkenalkan pada jenjang ini. Setiap SD
harus sudah memiliki perpustakaan dan warnet. Teknologi komunikasi saat ini
sangat pesat perkembangannya, dan sudah waktunya pemerintah mewajibkan
pengusaha jaringan telekomukasi memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah dasar
di negeri ini melalui jaringan internet.
Setiap dinas pendidikan
sudah saatnya memiliki pusat (server) IT untuk wilayah masing-masing. Perangkat
lunak (software) yang berhubungan langsung dengan dunia pendidikan harus
diberikan oleh pemerintah secara cuma-cuma dengan lisensi khusus.
Adapun
masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah sebagai
berikut :
1. Pemerataan
Pelaksanaan pendidikan
yang merata adalah pelaksanaan program
pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh
warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan
pendidikan atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu
sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap
orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. Kesempatan
memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, amupun
letak lokasi geografis.
Permasalahan Pemerataan
dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya
suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja
terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah
tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan
mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam
pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan
pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar
bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian
sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan
setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program
yang dijalankan ini.
2. Mutu
dan Relevansi
Mutu sama halnya dengan
memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan
pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan
negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut,
kait mangait, dan berguna secara langsung.
Rendahnya mutu dan
relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar.
Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru
dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga
pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar.
Melihat permasalahan
tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan
berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama
dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta
didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti tekonologi industri.
3. Efisiensi
dan efektivitas
Pelaksanaan proses
pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu,
tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan
yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh
dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan
lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan
oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka
peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang
pendidikan yang mereka jalani.
Tujuan dari pelaksanaan
pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah,
terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.
Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk
menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap.
Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan.
Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Setiap
masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun
faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai
berikut:
1. Ilmu
Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada pendidikan di Indonesia.
Ketidaksiapan bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental
dan keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi
baru dalam segala bidang, baik bidang social, ekonomi, hokum, pertanian dan
lain sebagainya.
Sebagai negara
berkembang Indonesia dihadapkan kepada tantangan dunia global. Dimana segala
sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat
mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam
dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang
pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut
kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya.
2. Laju
Pertumbuhan penduduk
Laju pertumbuhan yang
sangat pesat akan berpengaruh tehadap masalah pemerataan serta mutu dan
relevansi pendidikan. Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada jumlah
peserta didik. Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak
dibutuhkan sekolah-sekolah unutk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah
tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak
bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.
Sebagai negara yang
berbentuk kepulauan, Indonesia dihadapkan kepada masalah penyebaran penduduk
yang tidak merata. Tidak heran jika perencanaan, sarana dan prasarana
pendidikan di suatu daerah terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini
diakibatkan karena lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut.
Keadaan seperti ini adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan.
3. Kelemahan
guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan
ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan
Pembelajaran).
3.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari papa yang telah
dianalisa leh penulis, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bahasa
Inggris memiliki peran yang amat penting sebagai bekal utama dalam upaya
menghadaai persaingan di era globalisasi. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internsional yang telah dkukuhkan oleh PBB sebagai salah satu dari tujuh bahasa
internasional yang digunakan di dunia. Kemampuan berbahasa Inggris menjadi
modal yang amat penting agar mampu bersaing dan bertahan di tengah pergaulan
dunia yang semakin maju dari masa-kemasa.
2. Bahasa
Inggris harus diterapkan sejak masa kanak-kanak untuk menjadi bekal dasar
anak-anak Indonesia kelak dalam meghadapi persaingan global.
3. Kendala
utama dalam proses pemberian pendidkan bahsa Inggris bagi anak-anak Indonesia
khususnya di daerah pelosok adalah tidak meratanya akses pendidikan dan
kurangnya tenaga pengajar bahasa Inggris di daerah pelosok. Hal ini menyebabkan
anak-anak Indonesia di daerah pelosok menjadi buta aksara dan sulit untuk
mendapat pendidikan bahasa Inggris.
4. Pemerataan pendidikan, diperlukan
pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang
anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana
pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan
tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
3.2
Saran
Diperlukan adanya
perhatian penuh dari pemerintah dan berbagai kalangan terkait untuk serius
memperhatikan masalah pendidikan bahasa Inggris bagi anak-anak di wilayah
pelosok. Pemerintah bisa bekerjasama misalnya saja dengan kaum akademisi untuk
membuat suatu program dimana pemerintah mengadakan training untuk para calon
pengajar yang memiliki perhatian dan minat untuk ikut serta dalam mendidik
anak-anak di daerah pelosok agar kenal bahasa Inggris. Kemudian para calonn
pengajar ini di kirim ke berbagai wilayah untuk mennjadi tenaga pengajar bagi
anak-anak pelosok. Diharapakan dengan hal ini pemerintah dapat menyebar banyak
tenaga pengajar ke seluruh wilayah di Indonesia dan secara perlahan tapi pasti
tidak ada lagi buta aksara pada anak-anak pelosok. Dan anak-anak pelosok pun
bisa mendapatkan kesempatan yang sama seperti teman-teman mereka di kota untuk
kenal dan bisa berbicara bahasa Inggris. Karena, anak-anak yang mereka didik
sekarang akan menjadi penentu maju mundurnya negara di masa yang akan datang.
Semoga Indonesia bisa enjadi bangsa besar yang mampu berdiri dengan kakinya
sendiri menghadapi arus globalisasi yang semakin deras. Dan anak-anak Indonesia
ah yang akan menajdi ujung tombak bangsa untuk membawa Indonesia ke masa depan
yang lebih gemilang.
4. DAFTAR
PUSTAKA
Redirected
to jbptunikompp-gdl-s1-2006-akhmadarfi-2228-8.-bab-i-9.doc
http://library.um.ac.id/images/stories/pidatogurubesar/gurubesar/Pengajaran%20Bahasa%20Inggris%20di%20Indonesia%20Tinjauan%20Terhadap%20Unjuk%20Kerja%20Pembelajar%20serta%20Upaya%20Peningkatannya%20-%20%20Prof.%20H.%20Ali%20Saukah,%20M.A.,%20Ph.D..pdf
http://bahasa.kompasiana.com/2013/02/18/indonesia-maju-melalui-bahasa-inggris-bisa-534670.html
http://buguru-lina.blogspot.com/2012/12/mahasiswadi-ujung-ende-sebagaimana_2188.html
http://isaninside.files.wordpress.com/2008/06/permasalahan_pendidikan_-ihsan.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar