JUDUL : ANALISIS
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK
SEPATU CROCS
OLEH : TULUS YULIANTI - 3EA01
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
fashion senantiasa berkembang, begitu juga dengan trend sepatu sekarang ini. Mengikuti trend terbaru bagi kaum wanita merupakan sebuah keharusan. Berbagai
sepatu dan sandal dengan trend unik dan cantik banyak bermunculan seperti
sepatu model gaya princes memang sekarang menjadi trend 2012, yang biasanya
banyak digunakan oleh kalangan wanita untuk pergi ke acara pesta. Namun untuk
sepatu harian atau acara santai biasanya banyak digunakan cenderung ke model
casual dimana bagian ujung seperti tampak tumpul dan berhak rendah.
Konsumen
cenderung sangat memperhatikan penampilannya khususnya soal sepatu. Kebanyakan
dari mereka menggunakan sepatu yang tidak terlalu ribet, dengan bentuk simple
dan nyaman dipakai Sepatu Flat merupakan
salah satu trend sepatu masa kini. Banyak sekali terobosan baru membuat sepatu
flat sangat diminati banyak kalangan terutama para mahasiswa. Sepatu flat
sebagai salah satu tren sepatu di dunia memberikan kesan stylis pada siapa saja
yang memakainya. Dilihat dari faktor kenyamanan si pemakai, sepatu flat memberikan tingkat kenyamanan yang tinggi.
Saat kita mengenakan sepatu flat kaki kita tidak mudah merasa capek dan justru
sepatu ini memberi kesan ringan.
Keputusan
pembelian terhadap sepatu ini dipengaruhi oleh tersedianya berbagai macam
pilihan sepatu (model) dan kualitasnya yang beragam. Persaingan dunia bisnis
yang semakin ketat dalam memperebutkan konsumen mengharuskan perusahaan untuk
berusaha keras dalam menarik konsumen. Setiap perusahaan selalu dituntut untuk
merancang strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Melalui strategi
pemasaran yang tepat, hal ini akan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
yang pada akhirnya nanti akan menjadikan perusahaan tersebut berhasil mencapai
tujuan yang diharapkan.
Beragamnya
model sepatu saat ini telah membuat konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan
untuk membeli. Apalagi jenis model yang cocok untuk dipakai disaat menjalani
rutinitas misalnya pada waktu menuntut ilmu dikampus. Sepatu “Crocs” adalah
salah satu merek yang saat ini sedang trend dikalangan anak muda. Tidak jarang
merek sepatu ini digunakan saat perkuliahan berlangsung .
Sepatu Crocs
adalah jenis sepatu buatan perusahaan Amerika Serikat, Crocs, yang terbuat dari
bahan karet khusus bernama Propietary Closed-Cell Resin (PCCR). Di Indonesia
sendiri jenis alas kaki yang satu ini baru mulai populer sekitar tahun 2006
yang lalu dan semakin dikenal oleh masyarakat. Model yang ditawarkan pun
beragam mulai dari untuk wanita, pria, sampai dengan anak-anak. Selain karena
modelnya yang beraneka ragam, bahan PCCR yang dimilikinya juga nyaman dan tidak
mudah kotor sehingga memudahkan bagi para penggunanya untuk dibersihkan.
Berdasarkan
uraian diatas dapat diperoleh gambaran bahwa dibutuhkan suatu analisis yang
tepat untuk dapat dijadikan dasar dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk sepatu crocs. Maka penulis tertarik untuk mengambil masalah
perilaku konsumen dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam
penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada “ Sepatu CROCS”, dengan judul “ANALISIS
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK
SEPATU CROCS PADA MAHASISWI DI WILAYAH MARGONDA DEPOK”
Rumusan
Masalah
1. Apakah
factor harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepatu
crocs?
2. Apakah
factor kualitas mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk
sepatu crocs?
3. Apakah
factor citra merek mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk
sepatu crocs?
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengaruh harga produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli
sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.
2.
Untuk
mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli
sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh citra merek produk terhadap keputusan konsumen dalam
membeli sepatu crocs di wilayah Margonda Depok.
LANDASAN TEORI
Keputusan pembelian
Keputusan
pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan
pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia
beberapa alternatif pilihan. (Kanuk Schiffman, 2004)
Sebelum
merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi konsumen,
sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan pembelian
melibatkan hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain mungkin
melibatkan beberapa pesarta yang memerankan peran, pencetus ide, pemberi
pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Di sini tugas pemasar
adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan
pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk
menarik dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya pembeli.
Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian
Pengambilan Keputusan Konsumen adalah pemilihan secara selektif dan
bijaksana saat berbelanja, dimana kita sebagai konsumen harus mengangamati,
membandingkan dan mengatahui apa yang jadi prioritas kebutuhan. Tujuannya
adalah untuk memanfaatkan uang secara optimal dan untuk mengefektifkan
pemilihan suatu kebutuhan.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada
bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.
Menurut Kotler (2004), ada lima tahap yang dilalui
konsumen dalam proses pembelian yaitu :
1. Pengenalan
masalah, adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang
diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun
eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar, bagaimana mengatasi
dorongan ini dan dimotivasi kearah yang diketahuinya akan memuaskan dorongan
ini.
2. Pencarian informasi, ialah dimana seorang
konsumen mungkin terdorong kebutuhannya, atau juga mencari informasi lebih
lanjut.
Pencarian informasi ada dua jenis menurut tingkatannya :
a. Perhatian
yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang
saja.
b. Pencarian
informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala
sumber.
Sementara informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:
a. Sumber
pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber
komersial : iklan, wiraniaga, kemasan, pajangan di toko.
c. Sumber
publik : media massa, organisasi penentu, peringkat konsumen.
d. Sumber
pengalaman : panganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
3. Evaluasi
alternative, adalah konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan akhir.
4. Keputusan
pembelian, adalah pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya ia akan memilih
merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang memengaruhi seperti sikap orang
lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga.
5. Perilaku
pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
a. Kepuasan
sesudah pembelian: konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka
terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan
yang diharapkan maka mereka akan tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi
harapan mereka maka mereka akan merasa puas.
b. Tindakan
sesudah pembelian : penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok yaitu
pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih
penting dari pada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus
memerhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan
memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut.
Keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan
ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara
beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan diambil jika
pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam
organisasi yang bergerak baik dalam bidang sosial maupun komersial. Ada dua
kemungkinan sifat tujuan dari pengambilan keputusan. Pertama adalah tujuan
pengambilan keputusan yang bersifat tunggal dalam arti bahwa sekali diputuskan
tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Kemungkinan kedua adalah tujuan
pengambilan keputusan dapat bersifat ganda dalam arti bahwa satu keputusan yang
diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih Dalam setiap pengambilan
keputusan para pengambil keputusan akan selalu berhadapan dengan lingkungan,
dimana salah satu karakteristiknya yang paling menyulitkan dalam proses pengambilan
keputusan adalah ketidakpastian (Uncertainty), ini adalah salah satu sifat
dimana tidak akan dapat diketahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa
yang datang. Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan
yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.
Harga
Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk
(bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan
moneter (Teguh Budiarto, 1993)
Harga adalah sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau
jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar,
atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli
(Husain Umar, 2000).
Hasil pembuktian Endang Wijayanti (2006)
membuktikan bahwa harga suatu produk berpengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pembelian dan harga merupakan faktor yang selalu dipertimbangkan oleh
konsumen dalam setiap keputusan pembelian.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka
dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H1
: Harga produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
Kualitas Produk
Kualitas
mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang bebas
memililh tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan
pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran (M Rhendria Dinawan, 2010).
Kualitas
diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu dan kualitas produk tersebut.
Peningkatan kualitas produk dirasakan sangat perlu dengan demikian produk
perusahaan semakin lama semakin tinggi kualitasnya. Jika hal itu dapat
dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap
memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan
suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya
perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang semakin
ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam
perkembangan perusahaan.
Kualitas
produk merupakan kemampuan produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk di
dalamnya ketahanan, handal, ketepatan, dan kemudahan dalam penggunaan (Kotler
dan Armstrong, 1996).
Hasil
pembuktian Bambang Pranoto (2008) membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh
positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Apabila kualitas produk yang
ditawarkan dapatmemenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen maka produk tersebut
akanmempengaruhi keputusan pembeliannya.
Berdasarkan
teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai
berikut :
H2 : Kualitas produk
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
Citra Merek
Merek diyakini sebagai identitas dari produk atau perusahaan.
Produk yang dibeli konsumen tergantung dari pengalaman dan kebiasaannya
terhadap merek tersebut. Pengalaman yang positif terhadap merek memungkinkan
konsumen menggunakan merek tersebut di kemudian hari, sedangkan pengalaman yang
negatif terhadap merek memberi kemungkinan yang kecil konsumen akan
mengulanginya kembali (Chandra, 2008).
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain,
warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan
dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono,
2008).
Hasil pembuktian Rizki Nurafdal (2011) membuktikan bahawa
citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dikatakan
bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara citra merek yang diwakili oleh tiga
indicator yaitu keunggulanasosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, keunikan
asosiasi merek terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Citra
Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
HIPOTESIS
Berdasarkan konsep
penelitian, maka beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1
: Harga produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi
Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
H2
: Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi
Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
H3
: Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Mahasiswi
Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs.
METODE PENELITIAN
Data/Variabel
Data
atau variabel yang digunakan oleh penulis adalah data primer yang berbentuk
kuesioner yang diajukan kepada mahasiswi manajemen pengguna sepatu crocs di
Universitas Gunadarma, dengan jumlah sampel 50 mahasiswi. Dan dengan
menggunakan variable bebas (X1=Harga ; X2= Kualitas
Produk ; X3=Citra Merek) dan variable terikat (Y=Keputusan
Pembelian).
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kuisioner. Kuisioner tersebut digunakan sebagai
alat atau instrument pengumpulan data penelitian.
Metode
kuesioner merupakan cara pengumpulan data, fakta, informasi semua persoalan
yang digunakan dalam bentuk pertanyaan yang sudah disediakan terhadap suatu
kejadian, sedangkan orang memberikan jawaban tersebut secara tertulis. Data
dianalisis secara :
1.
Analisis Kualitatif Yaitu analisis yang didasarkan pada pemikiran
secara teori untuk member gambaran mengenai kesesuaian antara kenyataan
penelitian teori.
2.
Analisis Kuantitatif Yaitu metode
analisis dengan menggunakan perhitungan untuk mengolah data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis uji reabilitas, uji
validitas, dan uji linier berganda.
Hipotesis
Ho : Tidak
ada pengaruh positif faktor harga, kualitas, dan citra merek terhadap keputusan
pembelian Mahasiswi Manajemen Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli
produk sepatu crocs
Ha : Ada pengaruh positif faktor harga,
kualitas, dan citra merek terhadap keputusan pembelian Mahasiswi Manajemen
Kampus D Universitas Gunadarma dalam membeli produk sepatu crocs
Alat Analisis
Skala Likert
Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk
mengukur sikap masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala
Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Pengukuran
jawaban responden menggunakan skala lima likert, dengan katagori jawaban :
sangat tidak setuju, tidak setuju kurang setuju, setuju, sangat setuju. Bobot
masing masing sebesar 1 s/d 5, dengan rincian sebagai berikut :
Kategori
|
Bobot
|
Sangat Tidak Setuju (STS)
|
1
|
Tidak Setuju (TS)
|
2
|
Kurang Setuju (KS)
|
3
|
Setuju (S)
|
4
|
Sangat Setuju (SS)
|
5
|
3.6.2. Uji
Validitas dan Reliabilitas
Sebelum
instrument/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, maka perlu
dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur
tersebut. Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji
butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket, apakah isi dari butir
pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel.
Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui
apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur atau alat
ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variable yang akan diukur. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar
(konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan
ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas
dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui
hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh
melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel).
Jika, r-tabel < r-hitung mka valid
r-tabel > r-hitung maka tidak valid
|
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah
keandalan/konsistensi alat ukur (keajegan alat ukur), sehingga reliabilitas
merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu
variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Setelah dilakukan uji
validitas, maka harus dilanjutkan dengan menggunakan uji reliabilitas data.
Alat ukur yang reliabel pasti terdiri dari item-item alat ukur yang valid.
Sehingga, setiap reliabel pasti valid, namun setiap yang valid belum tentu
reliabel. Rumus yang sering digunakan untuk uji reliabilitas adalah Alpha
Cronbach, Spearman Brown, Kristoff, Angoff, dan Rullon
Suatu kuisioner dikatakan reliabel
(andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama
terhadap seluruh butir pertanyaan.
Jika, nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60 maka
reliabel
nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka tidak reliabel
|
3.6.3.
Analisis
regresi linear berganda
Y = a + b1X1
+ b2X2 + …… + bnXn+e
|
Analisis
regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas/
independen terhadap variabel terikat. Analisis
didasarkan atas nilai bobot kategori setiap pertanyaan yang menjadi
pilihan jawaban responden. Analisis regresi berganda dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut :
Dimana: Y
= variabel tak bebas/ terikat
X
= variabel-variabel bebas
a =
konstanta (intersept)
b
= koefisien regresi/ nilai
parameter
e = error
Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kuat atau
tidaknya hubungan antara x1, x2, dan x3 terhadap Y digunakan
korelasi berganda, dalam hal ini dapat dilihat melalui koefisien korelasi.
Kemudian untuk melihat besarnya kontribusi x1, x2, dan x3 terhadap
Y, dapat dilihat nilainya melalui koefisien detrminasi
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi atau Uji R2
dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen (X1,X2,…Xn)
secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Jika R2 = 0, maka
tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan
variabelindependen terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila R2
= 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
Uji T ( Secara Parsial )
Uji
t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (X) secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Derajat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5 %. Apabila nilai signifikan
lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif,
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi
variabel dependen.
Bentuk pengujian :
Ho
= b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha
= b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung
< t tabel pada α = 5 %
Ha
diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %
|
Uji F ( Secara Simultan )
Uji
F digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen (harga,
kualitas, dan citra merek) terhadap variabel dependen ( keputusan pembelian ).
Bentuk
pengujian :
Ho
= b1 = b2 = b3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama – sama dari cariabel independen terhadap variabel dependen.
Ha
≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama – sama dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho
diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5 %
Ha diterima jika F hitung
> F tabel pada α = 5 %
|